REVOLUSI AMERIKA
Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.
Tugas
Individu
Oleh:
RENY PUTRI ADITIYA
120210302004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Prakata
Puji syukur kehadirat Allah
Swt. Atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “ Revolusi Amerika ”yang merupakan salah satu dari
komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika pada
Progam Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas jember.
Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1.
Dr.Suranto,
M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing;
2.
Teman-teman
yang telah memberi dorongan dan semangat;
3.
Semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis
juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 6 Juni 2014
Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awal tahun-tahun 1600-an terjadi gelombang perpindahan yang besar
dari Eropa ke Amerika Utara. Pusat
permukiman permanen Inggris yang pertama didirikan di Amerika adalah sebuah pos
perdagangan yang didirikan di Jamestown pada tanhun 1607, dalam Domini Lama
Virginia.
Kebanyakan
emigran dari Eropa meninggalakan tanah air mereka untuk memperoleh kesempatan
ekonomi yang lebih luas yaitu hasrat yang seringkali disertai pendambaan akan
kebebasan agama atau tekad untuk melepaskan diri dari penindasan politis.
Selama pergolakan-pergolakan agama diabad ke-16 dan ke-17 muncul golongan
Puritan. Mereka menuntut protestanisasi yang lebih menyeluruh terhadapa gereja
nasional yang lebih menyeluruh terhadap gereja nasional, dan menganjurkan
bentuk kepercayaan dan ibadah yang lebih sederhana.
Semenjak
saat itu Amerika telah menjadi koloni dari bangsa Inggris. Pada awalnya sikap
Inggris memang bersikap lunak terhadap tanah koloni. Namun setelah itu
memberlakukan berbagai peraturan-peraturan untuk daerah koloni. Peraturan ini
dianggap telah merugikan bangsa Amerika. Para penduduk Amerika kebanyakan
imigran dari Inggris yang mencari kebebasan dalam beragama, namun setelah
mereka mendapatkan dunia baru pemerintah Inggris tetap menginervensi.
Dari
hal itulah muncul perasaan ingin melepaskan diri dari negeri Induk yang telah
dianggap merugikan warga koloni. Mereka melakukan gerakan atau revolusi untuk
melepaskan belenggu negeri Induk. Untuk bahasan lebih lanjut mengenai Revolusi
Amerika akan dijelaskan dalam Bab II.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaiamana keadaan Amerika sebelum terjadinya revolusi ?
- Apa sebab-sebab timubulnya Revolusi Amerika?
- Bagaimana jalannya Revolusi Amerika ?
- Bagaimana dampak dari Revolusi Amerika didalam maupun di luar negeri ?
1.3 Tujuan
- Mengetahui keadaan Amerika sebelum terjadinya revolusi
- Mengetahui sebab-sebab timbulnya Revolusi Amerika
- Mengetahui jalannya Revolusi Amerika
- Mengetahui deampak dari Revolusi Amerika
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keadaan Amerika Sebelum Revolusi
Penduduk asli dan yang mula-mula menempati Benua
Amerika adalah suku Indian. Namun, dengan adanya penjelajahan bangsa-bangsa
Eropa untuk mencari rempah-rempah dn daerah- daerah baru maka banyak bangsa
Amerika yang dating ke Amerika. Penduduk asli Amerika kemudian tergusur ke
daerah-daerah pinggiran dan tidak mampu menghadapi para imigran yang dating
yang lebih tangguh dan modern.
Berkembangnya ajaran Copernicus yang menyatakan bahwa
bumi itu bulat, penemuan kompas sebagai penunjuk arah maka atas perintah raja
Spanyol, Chirstophorus Colombus (1451-1506) berlayar bersama anak buahnya ke
arah Barat. Colombus dengan tiga buah kapalnya, yakni Santa Maria, Pinta, dan
Nina mengarungi Samudera Atlantik dan berhasil mendarat di Guanahari (Kemudian
disebut San Salvador) Kepulauan Bahama, di perairan Karibia., Amerika pada
tanggal 12 Oktober 1492. Benua baru yang ditemukan Colombus itu diberi nama
Amerika. Nama ini diambil sebagai penghormatan kepada seorang pelaut Italia yang
ikut dalam pelayarannya, yakni Amerigo Vespucci. Benua Amerika ini merupakan
dunia baru bagi orang-orang Eropa. Setelah Colombus kemudian banyak orang-orang
Spanyol dan Portugis dating di Amerika. Mereka berhasil menguasai daerah itu
yang membentang dari Mexico sampai Chile di Amerika Serikat. Wilayah tersebut
sering disebut Amerika Latin.
Pada abad ke 17 bangsa-bangsa Barat lain seperti
Prancis, Belanda dan Inggris memperebutkan daerah Amerika Utara, Prancis
dibawah pimpinan Samuel de Champalin
berhasil menduduki Kanada (1603). Pada tahun 1699, Ibervili berhasil menduduki
muara Missisippi. Dengan demikian, Prancis mempunyai daerah jajahan bagian
tengah Amerika Utara.
Inggris dibawah pimpinan Raligh berhasil menduduki
Virginia. Pada tahun 1602 Pligrimfather menduduki Massachustts dan Calvert pada
tahun 1623 menduduki Maryland. Dengan demikian, timbul penjelajahan Inggris di
sepanjang pantai timur Amerika Utara. Belanda di bawah pimpinan Hudson berhasil
menduduki Sungai Hudson (1609). Pada tahun 1926 Minuit menduduki Nieuw
Amsterdam (kemudian diganti New York)
Banyak orang-orang Inggris yang meninggalkan negerinya
menuju koloni Inggris di Amerika Utara dengan berbagai tujuan. Ada yang ingin
mencari kebebasan hidup, ada pula petualang-petualang yang ingin mencari
kekayaan, dan yang paling banyak adalah petani-petani miskin yang ingin
mendapatkan sebidang tanah untuk bisa hidup layak.
Pada tahun 1674 Inggris berhasil merebut Nieuw
Amsterdam yang kemudian, namanya diganti menjadi New York. Dalam perang tujuh
tahun (1756-1763), Inggris berhasil merebut daerah Kanada dan Lousiana (daerah
Mississipi) dari Prancis. Dengan kekelahan ini maka lenyaplah sudah kekuasaan
Prancis di bumi Amerika.
Selanjutnya terbentuklah tiga belas koloni Inggris di
sepanjang Pantai Timur Amerika Utara. Ketiga belas koloni inilah yang menjadi
inti terbentuknya negara Amerika Serikat pada tahun 1776. Berdasarkan faktor
geografis, koloni Inggris dibagi menjadi dua bagian, yakni Koloni Utara dan
koloni Selatan. Koloni Utara terdiri dari New Hampshire. Massachusetts, Rhode
Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pensylvania, dan Dalware. Koloni
Selatan terdiri atas Maryland, Virginia, North Caroline, South Carolina, dan
Georgia.
Selama abad ke-17 Amerika merupakan
representasi dari kultur sebaik seperti politik dalam pemerintahan negara Induk
Inggris. Berbagai kebutuhan hidup sehari-hari para kolonis dibantu oleh negara
induk. Pertumbuhan kehidupan intelektual terkendala oleh berbagai faktor.
Kontak di antara koloni satu dengan koloni lain belum intensif, masih banyak
tertuju pada kepentingan negara induk. Kehidupan koloni wilayah Selatan
terbesar adalah mengantungkan pada bidang pertanian dan perkebunan lebih
berfokus pada status propinsi milik Inggris.
Masyarakat pemilik perkebunanan di
Selatan terdiri dari ratusan keluarga yang berasal dari kaum aristokrat. Mereka
terpusat di pemukiman pantai Teluk Chesapeake dan di dataran rendah South
Carolina. Mereka merupakan kaum elit dalam masyarakat perkebunan, kelas sosial
mereka didasarkan pada kekayaan, utamanya kepemilikan tanah-tanah perkebunan
dan para budak. Mereka merasa sebagi ras yang super diperoleh secara turun
temurun. Superioritas ras mulai muncul sebagai konsekuensi dari daerah
perkebunan dengan menggunakan tenaga-tenaga budak. Muncul apa yang dinamakan
teori ras yang isinya bahwa kedudukan orang kulit putih dalam masyarakat lebih
tinggi dan unggul dibanding dengan orang-orang non putih. Pada masa kolonisasi
Budak-budak Afrika yang "ditemukan" melalui "discovery"
pada abd ke-15 dan 16 dianggap dan diperlakukan sebagai ras yang rendah, tidak
beragama (Kristen) dan tidak beradab. Namun demikian, masuknya para budak ke
dalam agama Kristen tidak sendirinya mereka dibebaskan dari statusnya sebagai
ras yang dianggap rendah.
Ekologi kolonial wilayah Selatan
yang berbasis pada hasil pertanian dan perkebunan jelas mempengaruhi kultur
mereka. Hasil pertanian dan perkebunan itu sangat menguntungkan bagi pemerintah
kolonial Inggris. Cuaca wilayah Selatan mendukung terjadinya basis kehidupan
dari hasil pertanian perkebunan.
Virginia sebagai
koloni pertama Inggris di Selatan, pada 1619 telah menghasilkan tembakau
mencapai 20.000 pound dan pada 1688 mencapai 18 juta pound. Masyarakat di
Selatan selain terdiri dari para pemilik perkebunan, petani, budak-budak, juga
didapati sebagian masyarakat terdidik, para negarawan, dan pendeta. Mereka
tetap mempertahankan keberadaan lambaga perbudakan. Struktur sosial di Selatan
yang berbasis ekonomi perkebuanan menempatkan kelompok aristokrat sebagai the ruling class Dibawah sistem
aristokrasi di Selatan itu subtansinya adalah dari kelas mengah, terdiri dari
pemilik perkebunan biasa, petani kecil, para saudagar dan pedagang kelompok
professional
Di
koloni-koloni utara atau daerah New
England, sepereti halnya di daerah tengah dan selatan periode ekspansi konomi
ditandai dengan terbentuknya stratifikasi sosial baru. Namun demikian, berbeda
dengan koloni-koloni di daerah tengah dan selatan, koloni-koloni utara pada
zaman kolonisaasi tidak diikuti dengan gelombang migrasi susulan dari Eropa
dalam jumlah besar. Kultur koloni
Utara beradasrkan kehidupan pedagangan dan industri.
2.2 Sebab- Sebab Terjadinya Revolusi Amerika
Revolusi Amerika
merupakan suatu revolusi politik. Revolusi ini hadir dari suatu perjuangan
untuk kemerdekaan politik dan untuk menegakkan nasionalisme Amerika. Revolusi
ini dipimpin oleh kaum ningrat Whing yang mencari kebebasan dari tekanan
politik dan Ekonomi dari pemerintahan Inggris. Para pejuang revolusi Amerika
berasal dari semua kalangan tidak hanya kalangan kelas bawah. Revolusi Amerika
ini terjadi akibat kegagalan Kerajaan Inggris untuk mempertemukan tuntutan
tentang keamanan kerajaan dengan tindakan memberikan pemerintahan sendiri yang
dapat dianggap layak karena kematanggannya tanah jajahan dan dengan taraf
pengambilan bagian dalam menentukan putusan – putusan mengenai kerajaan yang
mungkin diberikan oleh suatu pemerintahan yang lebih bijaksana.
Pertumbuhan koloni-koloni Inggris di
Amerika selama awal abad XVII sampai dengan abad XVIII menibulkan berbagai
ketegangan dengan negara-negara Eropa terutama Perancis. Muncunya kekuasaan
Inggris membuat negara-negara Eropa terancam. Mulai akhir abad XVII sampai
dengan pertengahan abad XVIII, ditandai dengan banyak pertikaian internasional.
Dominasi Spanyol, Portugis, Perancis terusik dengan munculnya kekuatan baru di
lautan yaitu Inggris. Pertikaian antar negara Eropa pada akhirnya berkaitan
dengan rebutan tanah jajahan. (YB. Yurahman, 2002: 39)
Dalam tahun 1763 rakyat
Inggris Raya di koloni-koloni di Amerika belum berpikiran untuk merdeka, mereka
masih setia terhadap kerajaan Inggris. Koloni-koloni di Amerika pada waktu itu
masih bersifat agraris. Daerah kekuasaan Inggris setelah mendapat pampasan
perang melawan Perancis menjadi sangat luas. Antara Pegunungan Apalachian
sampai dengan Sungai Mississippi yang dihuni oleh 200.000 suku Indian dan
merupakan bagian dari kekuasaan Inggris. Secara sepihak pemerintah Inggris di
London mengklaim wilayah yang sangat luas, sekalipun tak satupun orang Inggris
bertempat tinggal di wilayah itu. Klaim atas wilayah itu dikenal dengan istilah
The Proclamation Line tahun 1763. Klaim wilayah yang demikian luas terobsesi
dengan pemandangan perkebunan tembakau yang tersebar di daerah koloni Virginia.
Perkebunan ini menjadi harapan yang besar untuk mendapatkan uang
sebanyak-banyaknya.
Kemenangan Inggris dari
Perancis ternyata membawa akibat rangkap. Di satu pihak jajahan Inggris
bertambah luas, di pihaklain Inggris harus menanggung beban keuangan. Selain
itu diperlukan pegawai-pegawai baru dan alat kelengkapan kemanan di wilayah
tersebut. Untuk keperluan tersebut rakyat Inggris memerlukan banyak biaya. Dan
alasan inilah yang besar pengaruhnya bagi perlunya rakyat di tanah koloni
segera melakukan upaya-upaya memerintah sendiri tanpa ada campur tangan
kerajaan Inggris. Masalah keuangan yang dialami oleh kerajaan Inggris memicu
pemerintahnya untuk mencari jalan keluarnya, yaitu dengan menerapkan
pengaturan-pengaturan di tanah koloni. Pada
awalnya kebanyakan penduduk koloni merasa bangga menjadi bagian dari kerajaan Inggris. Tetapi
selepas perang mereka merasa perlu hidup bebas dari penguasaan Inggris apalagi
tekanan dari faktor ekonomi dan rangsangan dari perubahan dalam politik
dan keadaan sosial penduduk ketika itu .
Ini meyebabkan mereka bangkit secara
revolusi menentang Inggris.
Adapun sebab-sebab
timbulnya Revolusi Amerika adalah sebagai berikut :
Sebab Umum
Adanya Paham Kebebasan dalam Politik
Koloni Inggris di Amerika tidak
didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian
dari Inggris yang menadapat tekanan agama, sosial, ekonomi dan politik.Kaum
koloni menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni
didunia baru. Paham kebebasan kebebasan
kaum koloni bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang menganggap
bahwa daerah koloni adalah jajahannya. Hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris
1763.
Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan
Kaum koloni juga menganut
paham kebebasan dalam perdagangan, hal itu bertentangan dengan paham pemerintah
Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu,
pemerintah Inggris memerintahakan agar hasil bumi dari daerah koloni harus
dijual kepada negeri induk saja. Sebaliknya, penduduk koloni diwajibkan
pemerintah Inggris hanya membeli barang-barang hasil industry negara induk saja.
Kaum koloni menentang peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya
kebebasan dagang.
Adanya Berbagai Macam Pajak.
Berbagai macam pajak
diterapkan, berkaitan dengan adanya krisis keuangan Inggris akibat Perang Tujuh
Tahun. Perang berakhir dengan kemenangan di pihak Inggris. Dengan kemenangan
tersebut, menimbulkan beban baru bagi pemerintah Inggris terutama masalah
keuangan. Pemerintah Inggris kemudian memberlakukan berbagai macam pajak.
Sebaliknya warga koloni dengan tokohnya Semuel Adams menentang kebijakan
tersebut dengan semboyan no taxation without respresntation, artinya ada pajak
tanpa adanya perwakilan. Pajak-pajak yang diterapkan oleh pemerintah Inggris
untuk daerah koloni :
1)
Undang-undang
Gula (Sugar Act)
Akta gula telah
diperkenalkan pada tahun 1764 . Akta ini bertujuan untuk memperoleh lebih
banyak keuangan dari perdagangan koloni yaitu dengan mengenakan cukai atas
gula, rum asing, menetapkan pajak ringan untuk gula cair dari semua sumber, dan
memungut pajak atas kopi, anggur, sutra, dan sejumlah barang mewah lainnya.
Cukai ini menyebabkan banyak kapal melakukan penyeludupan. Harapannya,
penurunan cukai atas gula cair untuk proses penyuingan rum New England akan
mengurangi penyelundupan dari Belanda dan Perancis. Untuk menerapkan Akta Gula
ini, para petugas diperintahkan untuk lebih bertenaga dan efektif. Kapal perang
Inggris di perairan Amerika diinstruksikan untuk menangkap penyelundup, dan
dibekali surat kuasa penggeledehan yang memberi wewenang para opsir raja untuk
menggeledah rumah yang dicurigai.
Cukai yang diberlakukan Akta
Gula dan untuk cara menerapkannya menimbulkan kegemparan di antara para
pedagang di New England. Mereka menolak dengan alasan cukai yang nilainya kecil
bisa merugikan bisnis mereka. Rapat para pedagang, anggota legislatif, dan
dewan kota memprotes hukum tersebt, dan pengacara kolonial menjumpai dalam
pembukaan Akta Gula isyarat pertama adanya ”pemajakan tanpa perwakilan
(pengambilan suara terlebih dahulu)”, sebuah slogan yang memberikan lasan bagi
banyak orang Amerika untuk menentang negeri induk mereka.
2)
Undang-Undang
Keuangan (Currency Act)
Parlemen memberlakukan Akta Mata Uang
untuk mencegah uang kertas yang diterbitkan di koloni kerajaan mana pun menjadi
alat pembayaran yang sah. Mengingat koloni adalah daerah perdagagan yang
defisit dan secara ajek kekurangan alat pembayaran, aturan ini makin membebani
perekonomian kolonial.
3)
Undang-Undang
Materai (Stamp Act)
Pada tahun 1765 dikeluarkan undang-undang yang mengatur tentang pajak materai
atas surat-surat kabar, pamflet, percetakan, dokumen-dokumen hukum, asuransi,
surat perkapalan dan lisensi. Undang –undang ini mendapat reaksi yang luar
biasa dari penduduk koloni Amerika.Penduduk koloni Amerika mulai beranggapan
Inggris berusaha untuk memperlemah kondisi koloni Amerika.Para penduduk koloni
melakukan protes dengan menyebarkan pamflet-pamflet profokatif untuk menentang
pemberlakuan Undang-undang Materai dan mengadakan pemboikotan terhadap
barang-barang Inggris. Sikap demikian yang memberikan dampak terhadap
oerekonomian Inggris yang mulai melemah. Aksi protes terhadap Undang-Undang
Materai merupakan langkah awal menuju arah revolusi. Karena mendapat aksi
perlawanan yang begitu hebat oleh daerah koloni Amerika, Akhirnya Undang-Undang
Materai dicabut pada tahun 1766.
4)
Undang-Undang
Townshed
Pada tahun 1767 yang mengatur tentang pungutan atas gelas, timah, cat,
kertas, dan hasil pungutan itu harus dipergunakan untuk membayar gaji para
gubernur kerajaan.
5)
Undang–Undang
Teh (Tea Act)
Pada tahun 1767,
merupakan awal bencana bagi Inggris. Undang-undang ini mengatur tentang
regukasi importing Teh di koloni Amerika. Pada tahun 1773, terjadi peristiwa
Pesta Boston yang akhirnya merubah kebencian penduduk koloni Amerika menjadi
sebuah gerakan yang menuntut sebuah pemerintahan yang Independen.
6)
Undang-undang
Quebec Act
pada
tahun 1774 yang mengatur tentang jaminan bahasa, agama dan ketatanegaraan.
Sebab
Khusus
Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya
peristiwa yang dikenal dengan nama The
Boston Tea Party pada tahun 1773. The Boston
Tea Party
adalah sebuah bentuk protes masyarakat Boston yang menolak cukai teh yang
dilakukan koloni Inggris karna mereka mulai menghapus semua bentuk cukai
undang- undang kecuali cukai teh yang merupakan barang mewah bagi koloni, dan
hanya dikonsumsi oleh sekelompok kecil orang sebagai akibat dari pergolakan
perlawanan terhadap Undang-Undang Townshend yang dianggap merugikan pihak
pedagang koloni. Hal ini merupakan awal dari dimulainya embargo kolonial
terhadap "teh inggris" dan akan terus berlanjut, hingga sampai pada
peristiwa yang memicu terjadinya coercive act, yaitu peristiwa Boston
Tea Party.
Insiden ini terjadi
karena East India Company (EIC) memiliki persedian teh dalam jumlah besar yang
tidak bisa dijual di Inggris sehingga membuat perusahaan tersebut hampir
bangkrut.
Pemerintah Inggris
turun tangan dan meloloskan Tea Act tahun 1773, yang memberikan hak kepada East
India Company untuk mengekspor barang langsung ke koloni Amerika tanpa harus
membayar pajak yang biasa dikenakan pada pedagang koloni. Dengan cara ini, EIC bisa menjual barang terutama teh di bawah harga
normal sehingga memicu terjadinya monopoli perdagangan yang akan merugikan
pedagang lokal.
Kebencian terus berlanjut
terutama diantara mereka yang tidak terlibat dalam perdagangan monopoli dengan
EIC sehingga tidak merasakan keuntungan dari monopoli perdagangan teh. Tea Act yang tidak adil lantas memicu gerakan boikot diantara penduduk
koloni. Boikot ini mampu memobilisasi banyak pengikut dan menumbuhkan
solidaritas antar koloni dan penduduknya. Wanita bahkan turut serta dalam aksi
protes dan boikot. Rencana dibuat untuk
mencegah kapal East India Company untuk berlabuh. Para agen perdagangan diminta untuk menuruti tuntutan boikot dan meminta
kapal yang berisi teh kembali ke Inggris atau menyimpan muatannya di gudang. Namun, para agen perdagangan di Boston menolak untuk menurut dan
tetap bersiap menyambut kapal dagang yang berlabuh meskipun mendapatkan
penentangan
Kapal pembawa teh
dijadwalkan berlabuh pada hari Kamis, 16 Desember 1773 di pelabuhan Boston. Pada malam itu, sekelompok pria berjumlah 30 hingga 300 orang menyamar
sebagai Indian Mohawk bertolak menuju Wharf Griffin tempat kapal dagang Inggris
berlabuh. Tiga kapal tersebut adalah The Dartmouth, Eleanor, dan
kapal yang baru tiba, Beaver. Segera, para pemrotes
yang menyamar sebagai mohawk dengan cepat mengosongkan berpeti-peti muatan teh
dari kapal dan membuangnya ke laut. Saat pagi tiba, sekitar 45.000 kg teh yang diperkirakan bernilai ₤
10.000 tertumpah ke perairan pelabuhan Boston.
Hal ini menimbulkan
kemarahan pemerintah Inggris (Raja George III) sehingga menuntut
pertanggungjawaban. Namun penduduk koloni tidak ada yang mau bertanggung jawab
sehingga menimbulkan pertempuran yang menandai terjadinya Revolusi Amerika.
2.3 Jalannya Revolusi Amerika
Setelah terjadinya Peristiwa “The Boston Tea Party”, pemerintah
Inggris mengeluarkan Undang-undang Paksa (Coervice Act) Tahun 1774 yang
memperbolehkan tentara Inggris untuk menangkap dan menyerang orang-orang yang
dicurigai. Akibatnya pada tanggal 19 April 1775, tentara Inggris yang dipimpin
Letkol Francis Smith menyerang penduduk Boston, dengan alasan untuk menangkap
John Hannock dan Samuel Adam sebagai dalang utama penentang pemerintah Inggris.
Kaum koloni lain membela Boston sehingga meletuslah Revolusi Amerika yang
dipimpin oleh George Washington.
Dalam bulan Juni 1774 Dewan Perwakilan
Massachusetts mengusulkan supaya mengadakan kongres dalam bulan September di
Philadelphia, dan di tanah-tanah jajahan lainnya kongres-kongres propinsi atau
konvensi-konvensi daerah memilih wakil-wakil untuk Kongres tersebut. Jika
golongan radikal diwakili oleh kedua saudara Adams dari Massachusetts, oleh
Patrick Henry dan Richard Henry Lee di Virginia, dan oleh Christoper Gadsden,
dari South Carolina, ada golongan teras kaum konservatif, yang dalam beberapa
hal malahan bersikap konservatif ekstrim, yang ragu-ragu pada batas loyalisme.
Dari saat permulaannya Kongres Kontinental pertama ini merupakan duel antara
sayap radikal dan konservatif. Pada mulanya golongan radikal mencatat dua buah
kemenangan ketika seorang yang bukan wakil, Charles Thomson dari Pennsylvania,
dipilih menjadi sekretaris dan ketika resolusi-resolusi Suffolk disetujui. Yang
belakangan ini, buah tangan dari Joseph Warren, telah diterima oleh suatu
konvensi di Suffolk Country, Massachusetts, dan dibawa sesudahnyadengan secepat
mungkin ke Philadelphia oleh Paul Revere.
Dengan bersatu di belakang Joseph Galloway, golongan
konservatif mencoba untuk menerima sebuah rencana uni yang merupakan versi yang
telah dicairkan dari Rencana Albany buatan Franklin dahulu. Berdasar pada usul
Galloway pemerintah pusat akan terdiri dari seorang presiden jendral yang
diangkat oleh Raja dan memegang jabatannya selama dikehendaki oleh Raja dengan
hak veto atas tindakan-tindakan majelis agung, yang anggota-anggotanya harus
dipilih untuk jabatan tiga tahun oleh dewan perwakilan tiap-tiap propinsi.
Secepat mungkin sesudah kemenangan ini golongan
radikal memenangkan diterimanya rencana Perkumpulan Kontinental yang sifatnya
drastis, yang menentukan bahwa wakil-wakil berjanji bahwa propinsinya akan
menghentikan segala impor dari Inggris mulai tanggal 1 Desember, akan
menghentikan seluruh perdagangan budak belian mulai tanggal tersebut, akan
memulai menghentikan makan hasil-hasil luxe Inggris dan lain-lain negeri asing
pada tanggal 1 Maret 1775, dan akan mengadakan embargo terhadap semua ekspor ke
Inggris, Irlandia, dan Hindia Barat mulai tanggal 1 September 1775.
Dalam perkembangan rentetan pikiran politik yang
revolusioner Proklamasi dan Resolusi-resolusi yang diterima oleh Kongres pada
tanggal 14 Oktober telah memahatkan hubungan yang penting. Meskipun
resolusi-resolusi ini kelihatannya radikal, namun suaranya lebih moderat
daripada ”seruan terhadap rakyat Inggris” yang disusun oleh seorang pengacara
muda dari New York, John Jay. Sebelum bubar, Kongres mengatur beberapa tindakan
lanjutan antara tanah-tanah jajahan. Ia memutuskan untuk bersidang kembali pada
tanggal 10 Mei 1775, jika pada tanggal itu keberatan-keberatan Amerika belum
disambut. Tetapi golongan radikal sendiri menyangsikan kemungkinan diadakannya
Kongres baru.
Meskipun adanya pendirian moderat yang diambil
oleh Kongres Kontinental Pertama dan kenyataan bahwa kebanyakan
golongan-golongan di Amerika masih tetap setia kepada Mahkota, kadaan di
Inggris tidak lagi menolong ke arah penyelesaian secara damai dari
persoalan-persoalan. Perkembangan-perkembangan dalam kongres dianggap oleh seorang
anggota kabinet ”melampaui segala pikiran pemberontakan”. Sementara itu
laporan-laporan tentang kekerasan di Amerika telah mendorong timbulnya perasaan
anti Amerika dikalangan kaum pedagang sendiri. Dalam bulan November 1774,
George III menulis kepada North: ”Pemerintah New England berada dalam keadaan
memberontak”, dan menambahkan ”pukulan-pukulan harus menentukan apakah mereka
akan tunduk kepada negeri ini atau merdeka
Pukulan-pukulan akan menentukan nasib kerajaan,
tetapi mungkin sekali tidak secara yang diharapkan. Pada tanggal 9 Februari
suatu pernyataan dari kedua majelis perlemen mengecap Massachusetts melakukan
pemberontakan. Jauh dalam bulan Maret persetujuan raja diberikan kepada sebuah
undang-undang yang melarang tanah jajahan New England untuk mengadakan
perdagangan dengan setiap bangsa kecuali Inggris dan Hindia Barat milik Inggris
sesudah tanggal 1 Juli dan menghalang-halangi orang-orang New England
mengunjungi daerah perikanan di Atlantik Utara, dan dalam Bulan April
ketentuan-ketentuan dari undang-undang ini diperluas terhadap lima tanah
jajahan lainnya yang telah meratifikasi Perkumpulan Kontinental seperti yang
dikabarkan ke London.
Tetapi dalam bulan-bulan yang malang kemudian
adalah penindasan dan perlawanan dan bukan perdamaian dan konsessi yang
menentukan arus perkembangan selanjutnya. Dalam masa lowong antara Kongres
pertama dan kedua, Massachusetts, kecuali Boston, yang diduduki oleh
pasukan-pasukan Jendral Gage, membangunkan kembali militia dan mulai
mengumpulkan gudang-gudang militer. Dalam bulan Desember 1774, Gage meminta
”pasukan yang cukup untuk menundukkan negeri dengan jalan menyerbu ke
dalamnya”, dan sekiali lagi dalam bulan Februari ia memperingatkan Barrington:
”untuk mengamankan kota Boston saja tidak akan mengakhiri persoalan;
pasukan-pasukan harus menyerbu ke dalam negeri”. Ketika bulan April tiba, Gage
siap untuk menyerang.
Dengan mengatur kembali orang-orangnya, Smith
berbaris menuju ke Concord, dimana ia menghancurkan beberapa alat militer dan
tepung. Tetapi di Jembatan Utara Concord suatu pasukan orang-orang militia yang
kian bertambah banyak menyerang regu Inggris, dan ketika Smith mundur dari
Concord untuk berbaris kembali ke Boston, pasukannya diserang dari segenap
sudut oleh orang militia. Hanya kedatangan suatu pasukan bala bantuan, yakni
ketika ia tiba di Lexinton, menolongnya dari mala petaka yang besar.
Lexinton membuktikan bahwa orang-orang militia
yang masih hijau dapat melawan prajurit-prajurit baju merah Inggris yang berpengalaman dan
dapat merebut inisiatif di pihak kaum patriot.
Dengan beradanya
daerah-daerah pedalaman dibawah kekuasaan kaum Patriot, maka pertahanan Boston
dirasa sudah tidak aman. Ancaman dapat diarahkan kepada kota itu baik dari
harlestown dimana meriam-meriam yang sedang diarahkan ke Bunker atau Breed’s
Hills, akan menyebabkan bagian berlabuh dari sebelah utara dari armada Inggris
sulit untuk dipertahankan. Kedudukan Amerika yang terpenting dipertahankan oleh
1600 orang dengan 6 buah meriam dan dipimpin oleh Kolonel William Presscott.
Pada bulan Januari 1776, Thomas Paine seorang pemikir
politik dan penulis yang datang ke Amerika dari Inggris pada tahun 1774,
menerbitkan pamflet setebal 50 halaman bertajuk Common Sense. Namun masih ada
yang harus diselesaikan yaitu memperoleh kesepakatan dari semua koloni untuk mencetuskan
deklarasi secara resmi. Pada tanggal 10 Mei 1776, setahun setelah pertemuan
pertama Kongres Kontinental Kedua sebuah resolusi telah disepakati yang meminta
pemisahan diri. Deklarasi Kemerdekaan pada 4 Juli 1776 sebagian besar merupakan
karya Jefferson. Deklarasi ini diangkat dari filosofi politik Perancis dan
aliran pencerahan Inggris juga teori Kontrak Sosial dari John Locke. Untuk
berjuang demi kemerdekaan Amerika adalah sama seperti berjuang mendapatkan
suatu pemerintah yang didasrkan kesepkatan bersama sebagai ganti sebuah
permintaan yang dipimpin seorang raja yang telah dengan satu dan lain cara
menjadikan kita subyek kekuasaan hukum asing di luar konstitusi kita dan yang
tidak diakui oleh hukum kita.Hanya pemerintah yang dibangun berdasarkan
kesepakatan bersama yang dapat melindungi hak-hak asasi manusia untuk hidup,
merdeka dan mengejar kebahagiaan. Maka berjuang demi kemerdekaan Amerika adalah
berjuang atas nama hak dasar seseorang. Amerika pun memenangkan
revolusinya.
Pada tanggal 4
Juli 1776 dibuat sebuah neraca perimbangan kekuatan militer, akan tampak jelas
bahwa komandan-komandan Inggris di Amerika mempunyai kelebihan berupa pasukan
yang cukup besar dengan segala perlengkapannya. Suatu jumlah besar dari
perwira-perwira dan prajurit dipihak kaum Patriot telah mendapat pengalaman
milter yang berguna dalam Perang Perancis dan Indian. George Washington
memperlihatkan sifat-sifat pemimpin milter yang tidak ada bandingannya. Inggris
melakukan gerakan kampanye di Kanada, di daerah Selatan dan dinegara-negara
bagian Tengah. Pasukan Amerika berhasil memukul mundur pasukan Inggris.
Kemenangan kaum koloni pada 1777, ketika Jendral Burgoyne beserta anak buahnya
menyerah di Saratoga.
Persekutuan
Amerika dengan Prancis, prancis yang dari semula timbulnya persengketaan, telah
secara tidak resmi memberikan bantuan senjata dan uang kepada Amerika. Pihak
Prancis dibawah pimpinan Lafayette membantu perjuangan kemerdekaan Amerika.
Pasukan Inggris dibawah pimpinan Cornwallis denga 8.000 pasukannya menyerah di
Yorktown. Sesudah peristiwa Yorktown terjadi perundingan perdamaian antara
Inggris dengan Amerika. Perang kemerdekaan akhirnya dimenangkan Amerika.
Perundingan Perdamaian merupakan pengakauan kemerdekaan Amerika oleh Inggris.
Disamping ketentuan lainnya yang terpenting mengenai pemberian hak kepada
Amerika atas daerah Trans Appalachia sebelah barat sampai kepada Sungai
Mississipi.
2.4 Dampak Revolusi Amerika
Revolusi telah merupakan puncak suatu
gerakan politik kearah kemerdekaan lepas dari Inggris, tetapi telah mencetuskan
kekuatan-kekuatan demokratis dan persamaan secara mendlaam yang telah merubah
cara hidup Amerika.
Pertama-tama ia
membuktikan kepada dunia bahwa suatu bentuk pemerintahan republic dapat bekerja
dengan efektif, dengan deminikan dapat memunculkan pukulan yang keras terhadap
system monarkhi.
Yang kedua, ia
menjadi ciri untuk pertama kalinya dalam sejarah bahwa dalam suatu golongan
besar masyarakat telah membentuk pemerintahannya sendiri dibawah undang-undang
dasar tertulis. Secara keseluruhan, sebelas dari tiga belas Negara-negara
bagian telah menyusun undang-undangnya sendiri. Sifat-sifat dari undang-undang
dasar Negara bagian ini adalah adanya system perundangan dua kamar.
Revolusi gagal
untuk menghapuskan dasar hak-hak milik sebagai syarat memegang jabatan dan
memberikan suara. Hak-hak dimulai dengan Piagam Hak-hak di Virginia 12 Juni
1776 dimasukkan dalam banyak undang-undang dasar dan membayangkan akan
dimasukannya sepuluh amandemen yang pertama dalam undang-undang dasar federal.
Perundang-undangan
dalam banyak Negara-negara bagian menghapuskan atau memungkinkan dipindahkannya
hak atas tanah-tanah yang dahulu dimiliki secara turun temurun menjadi tanah
biasa yang dengan mudah dapat dipindahkan hak miliknya secara merdeka atau pun
untuk mewarisinya. Beberapa penulis berpendapat bahwa penyitaan milik kaum Tory
telah mengakibatkan persamaan.
Zaman
revolusi telah mencetuskan kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang kuat. Ia
membantu gerakan kea rah toleransi agama di Amerika dan dan menuju kea rah
penghapusan gereja Anglikan de semua tanah jajahan dimana ia telah disokong
dengan pajak. Ia telah membawa perubahan dalam undang-undang hokum pidana dan
dalam system penjara. Revolusi memungkinkan diadakannya dasar baru untuk bantuan
pendidikan dari Negara-negara bagian dan mendorong aliran-aliran sekuler dan
demokratis dalam daerah itu.
Akhirnya
semangat persamaan dari jaman Revolusioner ini dicerminkan dalam sikap
orang-orang Amerika terhadap budak-budak belian. Di Massaachussets dan New
Hampsire perbudakan dihapuskan dan system emansipasi yang berangsur-angsur
dilaksanakan di Negara-negara bagian lainnya di Utara.
Revolusi
amerika merupakan salah satu revolusi yang begitu besar pengaruhnya terhadap
pelaksaan hak asasi manusia dan pelaksanaan pemerintahan demokrasi di dunia.
Karena revolusi amerika merupakan peperangan untuk mempertahankan kebebasan,
kemerdekaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Revolusi
Amerika yang melahirkan deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat telah mengiringi
wujud nyata dari pelaksanaan pemerintah demokrasi, yaitu dengan terpilihnya
presiden pertama Amerika Serikat George Washington yang dipilih oleh rakyat
untuk masa 4 tahun. Sedangkan dalam melaksanakan seluruh kepentingan Negara
diurus oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat terdiri dari presiden dan sebuah
lembaga legislatif yang bernama Congress. Congress terdiri dari Senate, sebagai
Perwakilan tiap Negara bagian, dan House of Representatif (Dewan Perwakilan
Rakyat) sebagai wakil atas dasar jumlah penduduk.
Tata
cara pengangkatan maupun pemilihan presiden di Amerika Serikat banyak
diterapkan di Eropa Barat, Begitu Juga dalam tata cara penyelenggaraan
pemerintah banyak pengaruh terhadap sistem pemerintah yang berlaku di daratan
Eropa.
Pengaruh
revolusi amerika begitu besar di daratan Eropa. Revolusi Perancis 14 Juli 1989
diilhami dari revolusi yang terjadi di daratan Amerika. Penjara Bastille
diserang, raja yang absolut digulingkan dan pemerintahan didasarkan atas sistem
perwakilan rakyat.
Selain
daratan eropa, pengaruh dari Revolusi Amerika juga terasa di Amerika Latin dan
mendorong Negara-negara di kawasan tersebut untuk melepaskan diri dari ikatan
penjajah. Dalam revolusi Amerika Latin kita mengenal nama-nama seperti Simon
Bolivar yang dijuluki “Bapak Kemerdekaan Amerika Latin”, Jose San Martin, de
Iturbide dan Filisola.
Begitu
juga dengan masalah Hak Asasi Manusia, Abraham Lincoln sebagai presiden
Amerika yang tepilih tahun 1860 merupakan presiden yang menentang perbudakan.
Sehingga tindakannya tersebut membawa namanya sebagai salah satu tokoh hak
asasi manusia di dunia. Walau Amerika Serikat merupakan salah satu Negara yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia, tetapi masalah pandangan hak asasi manusia
tidak mungkin disamakan karena setiap Negara mempunyai kepirbadian bangsa yang
berbeda. Akan tetapi dengan adanya pernyataan Amerika Serikat dan penghapusan
perbudakan yang dilakukan oleh Abraham Lincoln telah membawa angin segar bagi
pelaksanaan hak asasi manusia dan telah mengilhami lahirnya “pernyataan Hak
Asasi Manusia Sejagat” pada tanggal 10 Desember 1948.
- Tersebarnya paham kebebasan dan kemerdekaan baik di Eropa maupun di seluruh Dunia.
- Menjadi pendorong meletusnya Revolusi Perancis.
- Memberi inspirasi timbulnya perang kemerdekaan Negara-negara Amerika Latin untuk menentang penjajahan Spanyol dan Portugis.
- “Declaration of Independence” (1776) yang di dalamnya berisi “human right” menjadi dasar tentang pernyataan hak asasi manusia dalam Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa.
- Bagi Indonesia: Declaration of Independece 1776 yang berisi pengakuan tentang hak-hak asasi manusia ditambah pernyataan Presiden Wodrow Wilson tentang penentuan nasib sendiri nantinya:
a) Mempengaruhi perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan di
Indonesia. Terbukti, perhimpunan Indonesia mencantumkan asasnya: mengusahakan
suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat
Indonesia.
b) Mempengaruhi penyususnan
Teks Proklamasi Indonesia dan penyusunan Undang-undang Dasar 1945 terutama
pembukaan alinea pertama: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
c) Langkah-langkah
untuk mempertahankan kemerdekaan Amerika yang dilakukan melalui perjuangan
fisik dan diplomasi nantinya untuk mempertahankan kemerdekaan. Misalnya melalui
konfrontasi fisik (perang kemerdekaan) dan diplomasi ke Negara-negara Timur
Tengah yang dipimpin H. Agus Salim.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Revolusi Amerika
merupakan suatu revolusi politik. Revolusi ini hadir dari suatu perjuangan
untuk kemerdekaan politik dan untuk menegakkan nasionalisme Amerika. Revolusi
ini dipimpin oleh kaum ningrat Whing yang mencari kebebasan dari tekanan
politik dan Ekonomi dari pemerintahan Inggris. Para pejuang revolusi Amerika
berasal dari semua kalangan tidak hanya kalangan kelas bawah. Revolusi Amerika
ini terjadi akibat kegagalan Kerajaan Inggris untuk mempertemukan tuntutan
tentang keamanan kerajaan dengan tindakan memberikan pemerintahan sendiri yang
dapat dianggap layak karena kematanggannya tanah jajahan dan dengan taraf
pengambilan bagian dalam menentukan putusan – putusan mengenai kerajaan yang
mungkin diberikan oleh suatu pemerintahan yang lebih bijaksana.
Terjadinya
revolusi yang menginginkan lepasnya daerah koloni dari intervensi negaeri Induk
yakni Inggris terbagi menjadi dua sebab umum dan sebab khusus. Sebab umum
dipicu adanya kebebasan dalam politik, adanya paham kebebasan dalam perdagangan.
Semenjak terlibat dalam Perang Tujuh Tahun melawan Prancis telah membuat
Inggris mengalami krisis keuangan meskipun menjadi pemanang. Dari situlah
pemerintah Inggris menerpakan berbagai macam pajak untuk diterapkan di daerah
koloni antaral lain pajak : Undang-undang
Gula (Sugar Act), Undang-Undang Keuangan (Currency Act) , Undang-Undang Materai
(Stamp Act) , Undang-Undang Townshed, Undang–Undang Teh (Tea Act) dan Undang-undang
Quebec Act.
Dalam bulan Juni
1774 Dewan Perwakilan Massachusetts mengusulkan supaya mengadakan kongres dalam
bulan September di Philadelphia, dan di tanah-tanah jajahan lainnya
kongres-kongres propinsi atau konvensi-konvensi daerah memilih wakil-wakil
untuk Kongres tersebut. Pada tanggal 5 September 1774 diadakan Kongres
Kontinental yang pertama didatangi 12 tanah jajahan. Dalam kongres menjelaskan
hak-hak dari orang-orang ditanah jajahan, anataranya penghidupan, kemerdekaan,
hak-hak milik dan dewan-dewan perudangan. Kongres ini pada intinya kabanyakan
golongan di Amerika masih setia kepada Raja Inggris, namun tetap diinginkan
perbaikan hubungan antara daerah koloni dengan negara induk. Sementara itu
terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dengan rakyat koloni, pertempuran
ini terjadi di Lexington, Concord dan Boston. Tanggal 10 Mei 1775 Kongres
Kontinental yang kedua bersidang di Philadelpia. Pada tanggal 5 Juli, kongres
menerima apa yang dinamakan “Olive Branch Petition” atau Petisi Perdamaian yang
disusun oleh Dickinson, yang dengan cepat merebut kedudukan pimpinan dari golongan konservatif yang dipegang oleh
Galloway dalam kongres pertama. Petisi itu menyatakan harapan supaya hubungan
baik akan pulih kembali dan memohon kepada Raja supaya mencegah
tindakan-tindakan permusuhan selanjutnya sampai dapat diusahakan suatu
perdamaian.
Revolusi Amerika telah berdampak luar biasa baik bagi
Amerika sendiri maupun bagi dunia. Revolusi
amerika merupakan salah satu revolusi yang begitu besar pengaruhnya terhadap
pelaksaan hak asasi manusia dan pelaksanaan pemerintahan demokrasi di dunia.
Karena revolusi amerika merupakan peperangan untuk mempertahankan kebebasan,
kemerdekaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Pengaruh
revolusi amerika begitu besar di daratan Eropa. Revolusi Perancis 14 Juli 1989
diilhami dari revolusi yang terjadi di daratan Amerika. Penjara Bastille
diserang, raja yang absolut digulingkan dan pemerintahan didasarkan atas sistem
perwakilan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Gray, Wood. Garis
Besar Sejarah Amerika Serikat. Biro Program Informasi
Internasional Departemen
Luar Negeri A.S
Sundoro, Hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Jember : Jember
University Press
0 komentar:
Posting Komentar