Pendidikan Sejarah (Universitas Jember)

indonesia raya


Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Perkembangan Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II





Perkembangan Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.

Tugas Individu


Oleh:
RENY PUTRI ADITIYA
120210302004


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014




BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Amerika Latin adalah sebuah wilayah yang pada abad 15 merupakan wilayah kolonisasi Spanyol, Portugis dan Perancis, termasuk pula negara-negara Karibia seperti Bahama, Dominika, Kuba, Haiti, Jamaika,, Nicaragua,  Suriname, Trinidad & Tobago dll. Luas daratan seluruh Amerika Selatan 7 juta mil persegi dengan jumlah penduduk pada akhir abad ke-20 lebih dari 350 juta jiwa.  Wilayah Amerika Latin diakui meliputi wilayah benua Amerika bagian tengah, selatan dan Kepulauan Karibia, oleh karena itu banyak orang juga menyebutnya Amerika Selatan.
Amerika Latin (bahasa Portugis dan bahasa Spanyol: América Latina; bahasa Perancis: Amérique Latine) adalah sebutan untuk wilayah benua Amerika yang sebagian besar penduduknya merupakan penutur asli bahasa-bahasa Roman (terutama bahasa Spanyol dan bahasa Portugis) yang berasal dari bahasa Latin. Istilah Amerika Latin dipakai untuk membedakan wilayah ini dengan wilayah Anglo-Amerika yang kadang-kadang dipakai untuk menyebut wilayah benua Amerika dengan mayoritas penduduk adalah penutur asli bahasa Inggris.Masyarakat asli Amerika Latin adalah suku Indian yang kemudian bercampur baur dengan masyarakat Spanyol dan Portugis sejak masa penjajahan. Hal ini yang pada akhirnya membuat pola kebudayaan yang ada menjadi beragam.
Setelah kekalahan Spanyol di Kuba membuat Amerika Serikat memiliki atau menanamkan pengaruhnya di negara-negara Amerika Latin. Bersama-sama negara-negara  Asia dan Afrika yang  memperoleh kemerdekaan-nya setelah Perang Dunia II.  Sampai pada waktu ini negara-negara Amerika Latin  masih terus berjuang untuk membebaskan dirinya dari ketergantungannya ke  negara asing khususnya  Amerika Serikat, dan berusaha pula membangun dunia baru yang lebih berkeadilan. Sebagaimana diketahui perjuangan negara-negara Amerika Selatan membebaskan diri-nya dari kekuatan asing –  khususnya Amerika Serikat  –   belum sepenuhnya berhasil.  Oleh karena itu  perjuangan-nya  perlu terus didukung,  dan senantiasa  perlu pula disimak dan dipelajari. Negara-negara Amerika Latin terus berkembang untuk membuat negara tersebut menjadi negara yang lebih baik.
Wilayah Amerika latin memiliki luasan 8 juta mil persegi atau dua kali lipat dari benua Eropa. Dengan jumlah 26 Negara yang berada di kawasan ini, yang antara lain:1. meksiko, 2. Guetemala, 3. Hoduras, 4. El Savador, 5. Nekaragua, 6. Kosta rika, 7. Panama, (Negara Negara ini berada di kawasan Amerika tengah) 8. Kuba, 9. Jamaika, 10. Haiti, 11. republik Dominika, 12. Kepulauan Bahama, 13. Kepulauan Barbados ( Negara Negara ini berada dikawasan Karibia) 14. kolombia, 15. Venezuela, 16. Guyana, 17. Republik Suriname, 18. trinidad Tobago, 19. Peru, 20. Peru, 21. Chili, 22. Bolivia, 23. Argentina, 24. Uruguay, 25. Paraguay, 26. Brasil (Negara negara ini mendiami kawasan Amerika Selatan
Perkembangan terjadi dalam berbagai bidang ekonomi, politik, kota, dan pemerintahan. Hingga muncul gerakan revolusioner yang dilakukan beberapa negara Amerika Latin seperti Revolusi Meksiko (1910-1920). Pembahasan lebih lanjut akan dibahas dalam Bab II Pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah

1)      Bagaimana perkemabang politik dan ekonomi Amerika Latin sebelum perang dunia II ?
2)      Bagaimana perkembangan kota dan pemerintahan Amerika Latin sebelum perang dunia II ?
3)      Bagaiamana gerakan revolusioner yang terjadi di Amerika sebelum perang dunia II?



1.3 Tujuan

1)      Mengetahui perkembangan politik dan ekonomi di Amerika Latin sebelum Perang Dunia I
2)      Mengetahui perkembangan kota dan pemerintahan di Amerika Latin sebelum Perang Dunia I
3)      Mengetahui gerakan revolusioner yang terjadi di Amerika Latin sebelum Perang Dunia I



BAB II PEMBAHASAN

2.1  Perkembangan Politik dan Ekonomi Amerika Latin Sebelum Perang Dunia   II

Negara-negara yang berada di kawasan Amerika Latin merupakan daerah koloni bangsa Eropa yaitu Spanyol dan Portugis. Namun setelah itu Amerika Serikat mengambil alih atas pengaruh di Amerika Latin seperti yang terjadi di Kuba.
Pada awal abad ke-20 negara- negara yang beraada di Amerika Latin telah bertambah dua negara yaitu Kuba dan Panama. Negara Kuba yang merupakan daerah kolonial Spanyol telah memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1902 dan Panama memisahkan diri dari Kolombia pada tahun 1903.  Meskipun kedua negara tersebut telah memperoleh kemerdekaan, namun kedaulatan dari kedua negara tersebut masih sangat terbatas dikarenakan adanya suatu perjanjian bahwa tentara Amerika Serikat yang bertanggung jawab mejamin kemerdekaan kedua negara tersebut.
Sementara dalam dua dekade berikutnya Republik Dominica, Nicaragua, dan Haiti menjadi “protektorat’ dari Amerika Serikat. Pada tahun  1845, beberapa dasawara sebelum memasuki abad ke-20,  Texas  yang telah melepaskan diri  dari  Meksiko dan bergabung dengan  Amerika Serikat . Disamping itu  Amerika  juga menginginkan wilayah Meksiko di Pantai Barat. Sudah barang tentu Meksiko tidak menyukai  keinginan   tersebut, maka     “ Perang Mesiko – Amerika”  tidak dapat  dihindari.  Amerika Serikat  berhasil memenangkan perang  dan memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya.    Orang-orang Amerika di Utara tidak menyukai perang ini, karena  merasa perang ini hanya untuk keuntungan Selatan.
Amerika  Serikat  melakukan  investasi  di  Kuba  tahun  1898,1906,1912  dan  1917  dan  1961.  Kemudia  di  Panama  tahun  1903,1908,1912,dan  1918  yang  berhubungan  dengan  terusan  Panama.  Dilanjutkan  dengan  intervensi  ke  Nicaragua  tahun  1912.
Semenjak tahun 1900 investasi Amerika Serikat di Meksiko dan negara Karibia telah melampaui investasi-investasi yang dilakukan Inggris di daerah tersebut. Hal ini telah menunjukkan bahwa pada awal abad ke 20 Amerika Serikat telah menancapkan pengaruhnya dalam bidang politik dan ekonomi di negara-negara Amerika Latin dengan kuat. Keadaan yang demikian memicu tumbuhnya sikap anti terhadap Amerika Serikat yang dikenal dalam kalangan masyarakat Amerika Latin sebagai “Imprealisme Yankee”. Imprealisme Yankee bahwa sikap menentang pelanggaraan ekonomi, dan kultur dari “Colossus of the North” adalah suatu sikap yang menjadi dambaan rakyat Amerika Latin. Meskipun rakyat dan negara-negara Amerika Latin sesungguhnya lebih memperlukan terciptanya keadilan dan kemakmuran masyarakatnya.
Persoalan  politik  lain  yang  sangat  khas  di  Amerika  Latin  adalah  munculnya  semangat  paternalisme.  Ikatan  kebapakan  yang  sangat kuat,  dan  akan  melahirkan  fanatisme  kepada  pimpinan  yang  sangat  fanatik.  Figur  kebapakan  dibawa  ke  lingkungan  sosial  politik  dengan  bapakisme  dan  pemimpinisme.  Contoh,  di  Kuba  muncul  Fedelismo  dan  pengikutnya  disebut  Fideiista,  kemudian  di  Argentina  muncul  Peronismo,  pengikutnya  disebut  Peronista.
Suatu  faktor  yang  sangat  penting  dalam  membahas  politik  AL  adalah  peran  kelompok  militer.  Hal  ini  disebabkan  karena  militer  merupakan  faktor  dinamisasi  bahkan  pendobrak  dalam  menemtukan  perjuangan  fisik  melawan  penjajah  Spanyol.  Setelah  perjuangan  selesai  mereka  mengatur  diri  dalam  organisasi  militer  yang  lebih  solid.  Akibatnya  mereka  merasa  berhak  untuk  turut  ambil  bagian  dalam  percaturan  politik.  Motif  politik  yang  berupa  tanggung  jawab  untuk  mengatasi  suatu  kemacetan  politik  yang  disebabkan  oleh  pergolakan  partai  politik,  sehingga  kelompok  militer  merasa  sebagai  juru  selamat  atau  setidak – tidaknya  sebagai  balancer  dari kekuatan yang  saling  bertentangan.  Contoh  dikatotor  militer  di  Peru  1984  dengan  Jendral  Manuel  Odria yang  menguasai  perkebunan  coca  penghasil  kokain  yang  terkenal  di  seluruh  dunia.  Adakalnya  diktator  militer  didukung  oleh  sekelompok  sipil  yang  mempunyai  kepentingan  bersama,  untuk  melakukan  coup.
Masalah  coup  atau  kudeta  dalam  percaturan  politik  di AL  dianggap  sebagai  hal  biasa.  Pada umumnya  rakyat  mendukung,  meski  kadang  golongan  cendekia  menentangnya.  Hal  ini  disebabkan  karena antara  lain:
  • rakyat  sudah  terbiasa  dengan  tindakan  kudeta.  Pada  tahun  1930 – 1971  di  AL  telah  menjadi  87  kali  kudeta  militer  yang  berhasil
  • Karena  golongan  militer  mempunyai  akar  yang  kuat  di  hati  masyarakat
  • Di  kalangan  masyarkat  tumbuh  pandangan  bahwa  militer  adalah  pengemban  cita – cita  nasionalisme  dan  patriotisme,  sehingga  perlu  didukung
  • Rakyat  yang  hipernasionalisme,  yaitu  melihat  militer  sebagai  suatu  kubu  yang  kuat  untuk  menentang  komunisme
  • Fungsi  militer  yang  sejak  jaman  penjajahan  Spanyol  adalah  sebagai  prajurit  barak  penjaga  keamanan  desa,  distrik,  kota,  dan  selanjutnya  menjaga  keamanan  dalam  negeri  dan  tidak  pernah  disiapkan  untuk  bertempur  di  luar  negeri
Beberapa  contoh  aktivitas  militer  di  dalam  negeri  antara  lain  pada  1937  militer  Republik  Dominika  melakukan  pembunuhan  terhadap  buruh  Haiti  yang  mogok,  di El  Salvador  1932  militer  menindak  kaum  tani  yang  mogok  10.000  petani  tewas.  Dasar  militerisme  di AL  karena  adanya  sistem  politik  pelarangan  keterlibatan  masyarakat  dalam  menentukan  kebijakan  pemerintah. 
Pada tahun 1900-an negara-negara Amerika Latin adalah negara pengahasil produk  primer guna keperluan ekspor. Sebab itu suatu kontraksi perdagangan dunia karena adanya depresi tahun 1890-an menyebabkan kerawanan bagi Amerika Latin hal ini dapat dilihat dari terguncangnya ekonomi Argentina dan Kuba. Disamping itu imperialisme Eropa, yang dengan intensif mengeksploitasi koloni-koloninya di wilayah tropis di Asia dan Afrika,  menyebabkan terjadinya krisis kopi (1905) dan runtuhnya boom karet (1914) di Brasilia.
Setalah terjadi perang dunia I (1914 – 1918) membuat semakin berkurangnya volume perdagangan dunia. Keadaan yang seperti ini ternyata berlangsug lama, karena terjadinya keruskan lahan pertanian. Di Eropa berakibat terciptanya pasar produk baru bagi produk bahan makanan Amerika Latin. Namun cepatnya recovery lahan-lahan pertanian yang ada di Eropa tersebut membawa pengaruh negative bagi perdagangan produk-produk pertanian yang dihasilkan negara- negara Amerika Latin.
Pada sepertiga bagian pertama abad ke 20 pemerintahan di Amerika Latin telah menjaga stabilittas ekspor hasil produksinya (produk-produk primer) dengan membatasi dan memangkas produksinya, disamping itu mengadakan berbagai pejanjian-perjanjian internasional untuk melindungi ekonominnya. Dengan terjadinya  depresi pada  tahun 1930-an usaha tersebut tampak sia-sia,  Amerika Latin  menderita kerugian lebih besar daripada  yang seharusnya.  Bahkan ketika secara umum ekonomi dunia telah membaik dan tumbuh, pengaturan internasional perdagangan komoditi-komoditi tidak efektif melindungi Amerika Latin. Berkurangnya peemintaan  akan tembaga dan timah putih menyebabkan rusaknya ekonomi serta menyebabkan perpecahan sosial di Chile atau Bolivia.
Dengan berjalannya waktu, maka muncul kesadaran diantara masyarakat Amerika Latin, bahwa melindungi diri dari gejolak perubahan ekonomi dunia adalah mutlak diperlukan antara lain  dengan melakukan diversifikasi ekonomi termasuk industrialisasi.
Perlu pula diketahui bahwa selama Perang Dunia ke-1 industrialisasi di Amerika Latin menjadi  marak, pabrik-pabrik dibangun untuk memproduksi barang-barang konsumsi yang semula  diperoleh dari Eropa dan Amerika Serikat. Sebagian besar pabrik-pabrik yang dibangun tersebut adalah tergolong industri  ringan, namun  sewaktu terjadi banjir impor pada tahun  1920-an sebagian besar pabrik-pabrik tersebut mati tenggelam. Pada dekade berikutnya terlihat adanya gelombang naik  dari industri ringan tersebut yaitu ketika ekspor produk primer Amerika Latin menurun, dimana Amerika Latin terpaksa mengurangi impor-nya serta menggantikannya dengan memproduksi   produk dalam negeri sebagai substitusi impor.
Industri substitusi  impor  terus tumbuh selama Perang Dunia II  sampai  perang berakhir.  Beberapa negara seperti Brasilia dan Argentina  membuat dinding tarif (tariff  barrier) untuk melindungi industri substitusi impor tersebut  serta  menyokong penuh industrialisasi.  Industri Argentina  tumbuh dengan pesat dibawah program ambisius yang dilancarkan oleh diktator Juan D Peron, dan  Brasilia tumbuh menjadi negara yang maju industrinya. Promosi  pemerintah tentang pembangunan pabrik-pabrik (industri)  menggambarkan kemenangan kelompok penduduk kota terhadap kaum elite pendatang lama yang pada umumnya menguasai  daerah-daerah pedesaan .
Upaya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi mendapatkan tantangan terbesar karena ada maslah ledakan jumlah penduduk. Dampak dari hal ini tentu saja jumlah kemiskinan yang makin meningkat serta ketersediaan pangan yang makin menghinggapi titik kritis. Selain itu ledakan jumlah penduduk ini telah meningkatkan jumlah masyarakat yang tidak dapat mengakses pendidikan makin meningkat. Oleh karena itulah maka pemerintah negara amerika latin melaksanakan agenda reformasi agraria (land reform) sebagai upaya menangani kesulitan ekonomi yang menimpa baik masyarakat ataupun juga Negara. Tanah tanah dari para tuan tanah yang cukup luas disita oleh Negara dan kemudian dibagikan kepada masyarakat.
Tahun 1930, merupakan tahun yang bersejarah bagi Negara Amerika Latin, karena di tahun inilah yang menjadi tahun titik balik dalam sejarah amerika latin. Ditandai dengan jatuhnya kekuatan oligarki dan adanya akselerasi proses modernisasi secara baik. Kelas menengah muncul dengan massif, perhimpunan dagang menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan, pun juga mulai menggeliat. Para pemimpin negara amerika latin yang mulai menyadari adanya kelemahan secara ekonomi dari negara negara ini adalah terlalu mengandalakn sektor ekspor bahan mentah dan komoditas muali melakukan pembangunan industrialisasi. Dan pembangunan industrialisasi telah membawa pengaruh yakni terciptanya akselerasi transformasi sosial. Hal ini ditunjukkan dengan ide untuk melakukan beberapa hal, yang antara lain : 1. pemisahan kekuasaan gereja dengan negara, 2. Perdagangan bebas, 3. perluasan hak pilih.

2.2 Perkembangan Kota dan Pemerintahan Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II

Pemerintahan kota-kota  di Amerika Selatan  tumbuh  dengan begitu  pesat kira-kira pada awal abad ke-20,    kaum imigran di Argentina dan bagian selatan Brasilia berperan besar dan ikut bertanggung jawab atas  terjadinya  pertumbuhan pemerintahan kota tersebut. Para pekerja kontrak dari Italia, Spanyol dan Portugis ; setelah beberapa tahun bekerja di ladang-ladang biji-bijian (gandum) atau di kebun-kebun kopi menghadapi kenyataan tidak mungkin memiliki tanah kebun bagi dirinya, kemudian mereka cenderung untuk tinggal di kota-kota. Perbaikan sanitasi dan terbasminya penyakit-penyakit seperti penyakit malaria    khususnya di kota-kota     ikut menyumbang pertumbuhan penduduk karena berkurangnya angka kematian,
Setelah Perang Dunia I  kegiatan ekonomi dan perdagangan di Amerika Selatan pada umumnya berkembang, hal itu menyebabkan diperlukannya tenaga-tenaga managerial dan profesional disamping bertambahnya  lapangan kerja bagi sekretaris, juru tulis, penjaga gudang, pekerja kereta api, pekerja pelabuhan, pekerja perpakiran dan lain-lain. Namun pada kenyataannya banyak posisi- posisi yang baik dalam bank-bank, perusahaan asuransi, pusat-puat perdagangan, dan berbagai fasilitas lainnya masih diisi oleh tenaga-tenaga managerial dan profesional asing, hal itu telah membangkitkan kemarahan para pekerja lokal.  Keadaan seperti itu diperparah oleh kenyataan bahwa para kapitalis asing tampak hanya mengeruk sumber daya alam Amerika Latin saja, baik dari kebun-kebun  maupun dari tambang-tambang.
Para politisi (demagog) kelas menengah di Amerika Latin mengritik elite penguasa sebagai antek  kapitalis Inggris atau Amerika (Yankee). Para politisi yang  sebagian besar kelas menengah  terus  berusaha mendapatkan dukungan dari para pekerja  yang  terancam hilang  pekerjaannya saat ekspor produk-produk Amerika Latin  terus  merosot. Keadaan seperti itu menyebabkan faham nasionalisme tumbuh menjadi faktor penting dalam percaturan politik di Amerika Latin pada  abad ke-20.
Sesungguhnya sejak abad ke-19 konstitusi Amerika Latin telah mengatur adanya pemerintahan  yang dipilih oleh rakyat dan golongan-golongan, namun partisipasi rakyat  belum   memadai seperti   terlihat dalam  banyak pemilihan umum maupun penetapan pemenang dari pemilihan-pemilihan  tersebut.  Penomena tersebut baru memperoleh perhatian secara luas  pada abad ke-20
Memasuki abad ke-20 kelompok-kelompok penduduk kota menghendaki reformasi cara-cara pemilihan, pelopor dari reformasi tersebut adalah kaum elite tua dari Argentina dan Chile. Adanya  reformasi cara pemilihan  telah  memungkinkan partai kelas menengah radikal merebut kedudukan presiden di Argentina (1916) dan di  Chile (1920). Sementara itu perubahan administrasi pemerihtahan telah berpengaruh terhadap kebebasan rakyat melakukan pemilihan ; di Chilie pemilihan menjadi tidak demokratis lagi  dan di Argentina sebagian besar “presiden terpilih”  digulingkan oleh kudeta militer.
Di Uruguay, Costa Rica, dan Kolumbia pada sebagian besar dari tiga perempat bagian pertama abad ke-20  pelaksanaan demokrasi politik berjalan cukup baik. Di Brasilia sepanjang tahun-tahun 1945 – 1965 pemilihan  juga telah berjalan dengan baik.  Di Kuba (selama pendudukan Amerika Serikat dari tahun 1940 – 1952)  telah dilakukan pemilihan umum, demikian pula di sebagian besar negara-negara republik Amerika Latin. Namun sejak awal tahun 1970-an  dibanyak negara-negara di Amerika Latin menganut sistem satu partai yang unik, hal itu antara lain menyebabkan  hasil pemilihan disemua tingkatan telah diketahui terlebih dahulu.

2.3 Gerakan Revolusioner Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II

Pengalaman pertama yang diperoleh oleh Mesiko pada abad ke-20 adalah adanya revolusi sosial  di berbagai  negara  Amerika Latin. Pemberontakan pada tahun 1910 menghadirkan :  revolusi  pada tahun 1940  ; tambang dan kilang minyak milik asing dinasionalisir ; dan sebagian besar tanah-tanah produktip diambil-alih dan dibagikan kepada para petani. Serangan secara simultan dan berhasil terhadap “kapital  asing (tambang minyak dll)” serta “hacendados domestik (tanah-tanah produktip)” tersebut   tidak diduga sebelumnya.
Seperti diketahui pada tahun 1878 – 1911  Mesiko dibawah pemerintahan diktator Porfirio Diaz   dengan semboyan “Kestabilan dan Kemajuan” dapat berkembang dan maju menuju ke negara industri. Pemerintahan  dilakukan-nya  secara otoriter (tangan besi)  dengan dukungan militer, kebebasan masyarakat dikekang dengan kejam, dan pemilihan umum yang bebas dihindarinya. Hal  itulah yang rupanya menjadi penyebab utama munculnya gerakan revolusioner dan pemberontakan rakyat Mexico (1910 – 1920) yang kemudian menjadi revolusi sosial.
Revolusi Mexico menyaksikan perpindahan dari kekuasaan diktator otoriter (yang mencoba membangun pemerintahan yang stabil)  ke kekuasaan radikal dan revolusioner. Ketika  revolusi berlangsung  tambang-tambang minyak asing diambil alih dan kebun-kebun dibagikan kepada petani (rakyat miskin) oleh gerakan revolusioner ; seperti yang dipimpin Emiliano Zapata.
Revolusi sosial tersebut  bukan-lah terjadi secara tiba-tiba dan bukan pula  oleh sesuatu  yang berdiri sendiri, tetapi karena  berbagai sebab  yang berakumulasi dan berseluk-beluk  sbb :
Perkembangan kapitalisme dan imperialisme yang rakus  khususnya di Amerika Utara disatu fihak, dan  berdirinya negara sosialis  sebagai pengetrapan faham  Marxisme Leninisme di Rusia dilain fihak. Tumbuhnya nasionalisme yang berkolaborasi dengan kaum kapitalis & imperialis  asing dan   menimbulkan pemeritahan diktator- otoriter disatu fihak, dan rakyat banyak yang menuntut keadilan.
Seperti  diketahui adanya  gerakan revolusioner yang menyebabkan revolusi sosial tersebut selain di Mesiko juga terjadi di berbagai negara Amerika Latin lainnya. Untuk memberi gambaran tentang hal itu berikut ini  adalah uraian singkat tentang keadaan yang terjadi  di Kuba dan Kolombia.
Seperti yang terjadi di Kuba Pada tahun 1895 – 1898, Kuba merupakan jajahan Spanyol,  namun sebagian besar wilayah  pedesaan dan sejumlah kota dikuasai oleh kekuatan revolusi yang ingin menggulingkan-nya.   Spanyol yang menguasai kota-kota besar berusaha menundukkan kekuatan revolusi tersebut, namun perlawanan tetap berlanjut. Perlawanan kaum revolusioner Kuba surut setelah pada tahun 1898 Amerika Serikat memenangkan  “Perang Spanyol – Amerika” dan menduduki  Kuba.  Pada tahun 1902  Kuba  mendapatkan kemerdekaan,  dan tentara Amerika Serikat meninggalkan Kuba. Namun   Amerika Serikat melalui   “Amandemen Platt”  masih memiliki  wewenang  yang besar dalam urusan-urusan dalam negeri  Kuba, dan masih berada  di Teluk Guantanamo dengan istilah menyewa.
Pada tahun 1902 – 1906 Kuba berada dalam masa damai yaitu sewaktu pemeritahan Tomas Estrada Palma sebagai presiden pertama. Namun antara tahun 1906 – 1909 dengan menggunakan pasal-pasal dalam “Amandemen Platt” tentara Amerika Serikat  menduduki  kembali Kuba.
Republik Kolombia seperti yang dikenal sekarang terbentuk pada tahun 1886, setelah sebelumnya terjadi perang sipil selama dua tahun.  Perang sipil seperti itu sering terjadi di Kolumbia,  yang paling terkenal adalah “perang sipil 1000 hari (1899 - 1902)” yang terjadi  bertepatan dengan keinginan Amerika Serikat  mengambil alih pembangunan “Terusan Panama”. Hal tersebut berakibat Panama menjadi sebuah negara merdeka  lepas dari Kolombia pada tahun 1903.
Kolombia juga terlibat dalam perang yang cukup lama dengan Peru, karena konflik  teritorial.  Setelah perang dengan Peru berakhir  Kolombia mengalami stabilitas politik, yang diselingi jeda karena pertikaian berdarah di akhir 1940-an s/d awal 1950-an, periode tersebut dikenal sebagai periode   “ La Violencia  (Kekejaman)”.



BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 

Sekitar awak abad ke 20 Negara Amerika Latin telah mengalami berbagi dinamika politik maupun ekonomi Semenjak tahun 1900 investasi Amerika Serikat di Meksiko dan negara Karibia telah melampaui investasi-investasi yang dilakukan Inggris di daerah tersebut. Hal ini telah menunjukkan bahwa pada awal abad ke 20 Amerika Serikat telah menancapkan pengaruhnya dalam bidang politik dan ekonomi di negara-negara Amerika Latin dengan kuat.
Dalam bidang perekonomian negara-negara Amerika Latin merupakan pengahasil produk primer untuk keperluan ekspor.  Namun depresi ekonomi akibat perang dunia I juga turut mempengaruhi perekonomian Amerika Latin hal ini dapat dilihat dari jatunya perekonomian nagara Argentina dan Kuba. Perlu pula diketahui bahwa selama Perang Dunia ke-1 juga industrialisasi di Amerika Latin menjadi  marak, pabrik-pabrik dibangun untuk memproduksi barang-barang konsumsi yang semula  diperoleh dari Eropa dan Amerika Serikat. Industri substitusi  impor  terus tumbuh selama Perang Dunia II  sampai  perang berakhir.  Beberapa negara seperti Brasilia dan Argentina  membuat dinding tarif (tariff  barrier) untuk melindungi industri substitusi impor tersebut  serta  menyokong penuh industrialisasi.
Pemerintahan kota-kota  di Amerika Selatan  tumbuh  dengan begitu  pesat kira-kira pada awal abad ke-20,    kaum imigran di Argentina dan bagian selatan Brasilia berperan besar dan ikut bertanggung jawab atas  terjadinya  pertumbuhan pemerintahan kota tersebut.
Tahun 1930, merupakan tahun yang bersejarah bagi Negara Amerika Latin, karena di tahun inilah yang menjadi tahun titik balik dalam sejarah amerika latin. Ditandai dengan jatuhnya kekuatan oligarki dan adanya akselerasi proses modernisasi secara baik. Seperti diketahui pada tahun 1878 – 1911  Mesiko dibawah pemerintahan diktator Porfirio Diaz   dengan semboyan “Kestabilan dan Kemajuan” dapat berkembang dan maju menuju ke negara industri. Pemerintahan  dilakukan-nya  secara otoriter (tangan besi)  dengan dukungan militer, kebebasan masyarakat dikekang dengan kejam, dan pemilihan umum yang bebas dihindarinya. Hal  itulah yang rupanya menjadi penyebab utama munculnya gerakan revolusioner dan pemberontakan rakyat Mexico (1910 – 1920) yang kemudian menjadi revolusi sosial.


Daftar Pustaka

Indari, Titis. 2013. http://titisindari.blogspot.com/2013/05/amerika-latin.html (Diakses 19 Mei 2014)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar