Pendidikan Sejarah (Universitas Jember)

indonesia raya


Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Perluasan Wilayah Amerika Serikat



PERLUASAN WILAYAH AMERIKA
(Perluasan Wilayah dan Imprealisme Amerika Serikat)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.

Tugas Individu

Oleh:
RENY PUTRI ADITIYA
120210302004




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014


Prakata

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Perluasan Wilayah dan Imprealisme Amerika yang merupakan salah satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika pada Progam Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.  Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.      Dr.Suranto, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika  yang telah membimbing;
2.      Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat;
3.      Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.  Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Jember, 08 April 2014




Penulis




BAB I PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

Pada dekade terakhir di abad 19 merupakan perluasan imperial bagi Amerika serikat. Saat itu selain menyebarkan pengaruh, juga melakukan pendudukan untuk beberapa waktu di wilayah samudra Atlantik dan pasifik, serta ke Amerika tengah.  Tetapi  Amerika serikat memilih jalan yang berbeda dengan orang Eropa pesaingnya karena sejarah perjuangannya sendiri.
Sumber perluasan Amerika serikat pada akhir abad ke 19 sangat bervariasi. Secara Internasonal, masa ini merupakan periode imperialisme besar-besaran, saat kekuatan-kekuatan Eropa saling berpacu untuk menguasahi Afrika dan bersaing untuk menyebar pengaruh dan menguasahi perdagangan.
Usaha pertama Amerika Serikat untuk memperluas wilayahnya adalah dengan membeli Louisiana dari Prancis. Serta pembelian Alaska yang populasinya minim, hanya ada suku Inuit dan penduduk asli lainnya dari Rusia pada tahun 1867. Kebanyakan warga Amerika tidak peduli atau tidak suka dengan langkah yang dilakukan oleh menteri luar negeri william Seward ini, dan Alaska sering dsebut sebagai kebodohan Seward’ dan “Peti Es Seward” tetapi 30 tahun kemudian ketika es ditemukan disungai Klondike di Alaska, ribuan warga Amerika pergi ke utara dan menetap di sana. Sewaktu Alaska menjadi negara bagian ke-49 pada tahun 1959, ia menggantikan Texas sebagai negara terbesar di Amerika serikat.
Doktrin Monroe adalah kebijakan pemerintah Amerika yang dikeluarkan oleh Presiden James Monroe. Doktrin Monroe berbunyi Amerika Serikat menganggap segala campur tangan pihak luar dalam urusan negara - negara di benua Amerika sebagai (ancaman) bahaya terhadap keamanan dan keselamatannya. Adanya doktrin monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat karena ada persepsi bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika Latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap amerika Serikat terhadap kawasan Amerika latin pun juga muncul. Pemerintah Negara Negara Amerika Latin berfikir bahwa Amerika Serikat menggunakan doktrin monroe sebagai media untuk mendominasi benua amerika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang meningkat setelah keluarnya doktrin Monroe.
Sebelunnya Amerika serikat pada tahun 1820-an melakukan perang dengan Meksiko dan menduduki Texas. Lalu Amerika melakukan perang dengan Spanyol dalam peperangan ini Amerika memenangkan segala bentuk pertempuran kemudian daerah jajahan Spanyol yaitu Kuba dinyatakan merdeka sedangkan Puerto Rico, Filipina dan Guam di jadikan Koloni Amerika Serikat.

1.2 Rumusan Masalah

1)      Bagaimana perluasaan wilayah Amerika Serikat pada abad ke 19 ?
            2)    Bagaimana Doktrin Monroe sebagai awal imprealisme Amerika Serikat?
3          3)      Bagaimana Imprealisme Amerika Serikat terhadap negara lain ?

1.3  Tujuan

1)      Mengetahui dan memahami perluasaan wilayah yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada   abad ke-19
2          2 )     Mengetahui dan memahami Doktrin Monroe sebagai awal imprealisme Amerika Serikat
3          3 )      Mengetahui dan memahami Imprealisme Amerika Serikat terhadap negara lain.


BAB II PEMBAHASAN

2.1    Perluasan Wilayah Amerika

Sejarah diplomasi Amerika Serikat pada akhir abad ke-18 dan sepanjang abad ke-19 ditandai dengan ekspansi wilayah ke bagian barat dan selatan. Dalam kegiatan ekspansi kewilayah barat dan selatan tersebut Amerika Serikat yang pada tahun 1776 masih terdiri dan 13 negara bagian harus berhadapan dengan negara-negara imperialis Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Spanyol. Upaya diplomatik untuk menjaga dan memperluas wilayah teritorial dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap imperium-imperium tersebut, baik yang dilakukan secara damai maupun yang didukung oleh kekuatan militer. Berkat upaya diplomatik, yang didukung oleh kekuatan ekonomi dan militer, Amerika Serikat pada pertengahan abad ke 19 telah menjadi sebuah negara yang luas wilayahnya sama seperti sekarang, dikurangi dengan Hawaii dan Alaska. Ketika George Washington diambil sumpah sebagai presiden tahun 1789 kurang dari empat juta penduduk menempati tiga belas negara bagian yang berlokasi di sepanjang pantai timur Amerika Serikat.
Arus perpindahan penduduk ke Barat pada awal abad ke 19 menimbulkan pembagi-bagian wilayah-wilayah lama dan pembentukan perbatasan-perbatasan baru. Maka, dengan diakuinya negara-negara bagian baru, peta bumi politik di timur, Missiippi telah dimantapkan. Dalam waktu enam tahun didirikan enam buah negara bagian Indiana (1816), Mississipi (1817), Illionis (1818), Alabama (1819), Maine (1820), dan Missouri (1821).
Perluasan wilayah sebenarnya telah dilakukan pada jaman kolonial. Pada jaman tersebut para pionir Amerika menjelajah ke arah barat untuk membuka lahan-lahan baru hingga ke pengunungan Appalachian. Setelah memperoieh kedaulatan tahun 1776, penjelajahan ke arah barat memperoieh percepatan karena didukung oleh negara-negara bagian di wilayah timur melalui upaya-upaya diplomatik ketika mereka berhadapan dengan kekuatan-kekuatan imperialis Eropa, seperti Inggris, Perancis dan Spanyol. Negara-negara bagian di wilayah timur yang mengklaim wilayah dari pantai Atlantik sampai Sungai Mississippi harus berhadapan dengan orang-orang Indian yang didukung oleh kekuatan imperialis Barat. Untuk mengatasi hal tersebut pada tahun 1794 komisi khusus yang dipimpin oleh John Kay, melalui upaya diplomatik, berhasil menandatangani perjanjian dengan Inggris. Dalam perjanjian tersebut Inggris sepakat untuk tidak lagi mendukung orang-orang Indian di wilayah barat daya. Perjanjian yang sama juga ditandatangani dengan Spanyol yang memungkinkan Amerika Serikat memperluas wilayahnya ke wilayah barat laut.

            2.1.1 Pembelian Louisiana dari Prancis

Pada tahun 1800 Spanyol menyerahkan wilayah Lousiana, satu kawasan antara Sungai Missisippi dan Pegunungan Rocky, kepada Perancis. Napoleon Bonaparte, penguasa Perancis yang telah berhasil menguasai Spanyol di Eropa, bermaksud menggunakan wilayah Louisiana sebagai jalan untuk menjadikan Perancis sebagai kekuatan imperium di Amerika. Namun demikian, sebuah revolusi yang digerakkan oleh orang-orang kulit hitam di kepulauan Hispaniola (sekarang Haiti dan Santa Dominggo) merusak rencana Napoleon Revolusi yang dipimpin oleh Toussaint L'Ouverture dan didukung oleh 500.000 budak kulit hitam Haiti hampir berhasil memaksa 40.000 orang kulit putih pemilik budak untuk membebaskan perbudakan di Haiti. Napoleon se.gera mengirimkan pasukannya untuk meredam gerakan revolusi serta menduduki wilayah New Orleans dan menguasai wilayah Louisnana. Presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson, yang melihat kemungkinan semakin kuatnya ancaman Perancis bila tetap menguasai Lousiana, mengutus Jams Monroe ke Paris dan mendesak dutabesar (dubes) Amerika di Paris, Robert Livingstone, untuk berunding mengenai kemungkinan membeli wilayah Louisiana dari Perancis.
Melihat kemungkinan semakin kuatnya dominasi imperialis Eropa, di Amerika, pemerintah Amerika Serikat, dibawah presiden Thomas Jefferson, berusaha untuk memperoieh wilayah Louisina dengan berbagai cara, Upaya diplomatikpun dilakukan dengan gencar untuk usaha tersebut. Hal tersebut dilakukan sebab Inggerispun, yang sedang bersaing dengan Perancis, berusaha memperoieh wilayah yang sangat kaya dengan sumber daya alam tersebut.
Napoleon yang menyadari akan kedatangan suatu peperangan lain dengan Britania Raya setelah diadakannya perjanjuan Perdamaian Amiens yang singkat, dan menyadari bila ini terjadi ia akan kehilangan Lousiana, memutuskan untuk memenuhi kasnya dan menjauhkan Louisana dari jangkauan Inggris dengan cara menjulanya kepada Amerika Serikat  dengan harga 12 juta dollar atas wilayah pertanian yang sangat kaya tersebut Maka pada tahun 1803 Amerika Serikat memperoleh lebih dari 2.600.000 kilometer persegi tanah berikutnya pelabuhan New Orleans dengan harga $15 juta. Negara-negara ini telah mendapatkan dataran-dataran luas yang gemah ripah, yang selama 80 tahun kemudian merupakan salah satu gudang gandum yang terbesar didunia. Disamping itu Amerika Serikat juga mendapatkan kontrol atas seluruh sistem pusat perniagaan di benua.

            2.1.2 Aneksasi Texas

Aneksasi Texas dari Mexico tahun 1845 dilatarbelakangi oleh kondisi Texas sebagai tempat migrasi besar-besaran warga AS ke kawasan tersebut. Di Texas, kaum migran AS mengolah lahan pertanian untuk memproduksi katun dan gula. Hasil pertanian tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan penduduknya dan menjadi penyumbang cukup besar bagi perekonomian Texas. Penduduk AS yang merasa tidak suka dengan pemerintahan Mexico dibawah presiden Santa Anna mampu melepaskan diri dari Mexico dan kemudian mendirikan Republik Texas tahun 1836. Republik baru tersebut berada di bawah protektorat Inggeris yang merupakan saingan AS di benua Amerika. Dengan demikian, AS sangat berkepentingan dengan Texas.
Presiden AS, John Tyler, sangat menaruh perhatian pada status Texas. Texas yang dilindungi oleh Inggeris tentu saja bisa merupakan ancaman bagi ambisi AS untuk menyatukan wilayah pantai Timur (Atlantik) dan pantai Barat (Pasifik). Presiden Tyler memanfaatkan issu Texas untuk kepentingan politiknya, yaitu untuk memperoleh dukungan dari Partai Demokrat yang bersifat ekspansionis dan kontinentalis yang ditentang oleh Partai Whig. Presiden Tyler yang berasal dari Partai Whig harus mampu menarik dukungan dari lawan politiknya. Setelah melalui perdebatan panjang di parlemen ditengah-tengah persaingan antara Partai Whig dan Demokrat serta antara politikus dari Selatan dan Utara, Presiden Tyler berhasil menyatukan Texas ke dalam Union. Sebuah resolusi dalam Kongres berhasil menyepakati aneksasi Texas dan ditandatangani oleh Presiden Tyler tanggal 5 July 1845.
Pengambilalihan Texas yang luasnya 267.339 mil persegi belum memuaskan nafsu orang-orang Amerika untuk menguasai sisa-sisa imperrium Spanyol di Amerika Utara. Bahkan sebagaian kelompok ekspansionis bermimpi untuk memperoleh Cuba dan Amerika Tengah. Untuk memenuhi keinginan rakyat Amerika Predsiden AS yang baru, James K Polk, mencoba mendekati Mexico dengan mengirim diplomat-diplomat ulungnya untuk merundingkan kemungkinan pembelian California dari Mexico. Tawaran tersebut. tentu saja ditolak Mexico, yang baru saja kehilangan Texas. Dengan cara mengkritik ketidakstabilan politik di Mexico dan ketidakmampuan menjalankan pemerintaiian di California, Polk memaksa Mexico untuk menyelesaikan persoalan tersebut melalui peperangan. Ketika beberapa pasukan kavalerinya tewas di daerah perbatasan, Polk segera mendekati Kongress dan menyatakan bahwa pasukan Mexico telah melintasi perbatasan AS dan mengancam kedaulatan AS serta membuat orang-orang Amerika berdarah serta mengotori tanah AS. Berkat kepiawaian Presiden Polk mempengaruhi Kongres maka keluarlah persetujuan dari Kongress bahwa dengan tindakan Mexico tersebut maka AS berada dalara keadaan perang dengan Mexico. Texas dan beberapa negara bagian yang dilintasi Sungai Mississippi, yang menginginkan ditingkatkannya jumlah perbudakan, mengerahkan sejumlah 49.000 pasukan. Akibatnya, Mexico mengalami kekalahan total dan terpaksa menandatangani Perjanjian Guadalupe Hidalgo tahun 1848. Dalam perjanjian tersebut Mexico menarik klaimnya atas Texas dan menyerahkan New Mexico dan California serta mengakui Rio De Grande sebagai perbatasan kedua negara.
Seluruh daratan Amerika seperti terlihat sekarang berhasil dipersatukan tahun 1853 setelah AS mernperoleh tambahan wilayah di sebelah selatan California yang berbatasan dengan Mexico tahun 1853 di sebelah selatan, dan Oregon di utara yang ditandatangani dengan Inggeris tahun 1846. Upaya diplomatik yang didukung oleh kekuatan ekonomi dan militer telah berhasil membentuk imperium Amerika Serikat di Amerika Utara menggantikan kekuatan Eropa yang semula dipegang oleh Inggeris, Perancis, Rusia dan Spanyol. Sampai tahun 1917 AS telah membentuk Imperium di Amerika hingga Asia pastfik.

            2.1.3 Pembelian Alaska dari Rusia

Sebelum bergabung dengan Amerika Serikat, Alaska merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Vitus Bering, seorang berkebangsaan Denmark yang bekerja untuk Rusia, berhasil mencapai Alaska pada tahun 1728. Namanya diabadikan sebagai nama selat yang memisahkan antara Asia dan Amerika, yaitu Selat Bering.
Pada tahun 1853-1856, terjadi Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan gabungan kekuatan Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Perang yang menelan biaya tinggi menyebabkan krisis keuangan di Rusia. Krisis keuangan semakin parah saat utang 15.000.000 poundsterling yang dipinjam pemerintah Rusia dari keluarga Rothchilds mendekati waktu jatuh tempo. Keadaan tersebut memaksa pemerintah Rusia mengambil langkah instan dengan menjual sesuatu yang kurang berguna, sesuai saran yang disuarakan adik Tsar, Pangeran Konstantin Nikolaevich.
Pengkajian singkat Tsar Alexander II terhadap saran adiknya membuahkan sebuah keputusan, yaitu menjual Alaska kepada Amerika Serikat. Selain faktor krisis keuangan yang melanda Rusia, faktor “takut kehilangan” akibat ekspansi Inggris di Amerika Utara juga menjadi bahan pertimbangan. Inggris yang menjadi lawan Rusia saat Perang Krimea dikhawatirkan akan menganeksasi Alaska yang tanpa perlindungan militer. Melalui British Columbia, koloni Inggris di Amerika Utara yang berbatasan langsung dengan Alaska, Inggris bisa kapan saja mencaplok wilayah tersebut.
Pada tahun 1859 (3 tahun setelah Perang Krimea), pemerintah Rusia menawarkan Alaska kepada Amerika Serikat. Proses penawaran sempat terhenti saat meletus Perang Saudara Amerika. Penawaran kembali dilanjutkan usai perang berakhir ketika Tsar Alexander II memerintahkan salah satunya menterinya, Eduard de Stoeckl untuk berangkat ke Amerika Serikat. Penawaran yang dilakukan dengan Sekretaris Negara Amerika Serikat, William H. Seward langsung ditanggapi dan masuk ke tahap negosiasi.
Negosiasi pertama dilakukan pada awal Maret 1867. Setelah melewati beberapa sesi yang alot, kesepakatan harga pembelian wilayah seluas 1.518.800 km2 akhirnya ditandatangani pada pagi hari pukul 04.00, tanggal 30 Maret 1867, dengan nominal $ 7.200.000, atau sekitar $ 4,74 per km2. Penandatanganan kesepakatan tersebut nantinya akan dibawa William H. Seward ke parlemen untuk pengesahan. Dalam hal ini berarti jual-beli yang dilakukan Eduard de Stoeckl dan William H. Seward masih belum pasti.
Sambil menyelam minum air, Rusia merasa bahwa penjualan Alaska kepada Amerika Serikat memiliki kesempatan untuk melemahkan kekuasaan Inggris di Amerika Utara. Dengan begitu, koloni Inggris akan terjepit oleh Amerika Serikat yang berpeluang menganeksasi seluruh koloni Inggris di Amerika Utara, termasuk British Columbia dan pangkalan Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) di Esquimalt.
Dengan Pembelian Alaska yang difasilitasi William H. Seward, Amerika Serikat memperoleh wilayah yang luasnya 2 kali lebih besar dari Texas. Secara tidak langsung Amerika Serikat mewarisi pengawasan Rusia di Alaska yang diperkirakan berisi sekitar 2.500 orang Rusia dan 8.000 orang pribumi, serta sekitar 50.000 pribumi yang ada di luar yurisdiksi. Selain itu ada 2 daerah setingkat kota: New Archangel (sekarang Sitka) berpenduduk 968 jiwa yang didirikan tahun 1804 untuk menangani perdagangan kulit otter laut; dan St. Paulus di Kepulauan Pribilof yang merupakan pusat industri segel bulu yang berpenduduk 283 jiwa. Setelah itu, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat mengubah penggunaan nama Alyaska (sebutan Rusia untuk Alaska) yang diambil dari bahasa Aleut, untuk disesuaikan dengan lidah orang Amerika sehingga menjadi “Alaska”.
Pada tanggal 18 Oktober 1867, berlangsung upacara serah terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia yang diwakili Kapten Aleksei Alekseyevich Peshchurov kepada Amerika Serikat yang diwakili Jenderal Lovell Rousseau. Upacara serah terima dilakukan di Sitka dan dimeriahkan gemuruh tembakan artileri yang mengiringi parade bersama Tentara Rusia dan Amerika Serikat di depan rumah gubernur. Sebagai simbol serah terima, bendera Rusia diturunkan dan digantikan bendera Amerika Serikat. Setelah itu Tentara Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Jefferson Davis menempati barak bekas Tentara Rusia.

2.2    Doktrin Monroe Sebagai Awal Perluasan Wilayah Amerika Serikat

Doktrin Monroe adalah salah satu kebijakan Amerika Serikat yang pertama kali dicetuskan oleh James Monroe presiden ke 5 Amerika serikat pada 2 desember 1823, yang berbunyi: "Amerika Serikat menganggap segala campur tangan pihak luar dalam urusan negara - negara di benua Amerika sebagai (ancaman) bahaya terhadap keamanan dan keselamatannya". Doktrin ini dicetuskan karena pada tahun-tahun sebelum 1823 di wilayah ini banyak terjadi intervensi terhadap AS oleh Negara-negara Eropa.
Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut yang mengandung hal penting, yaitu ada empat prinsip dasar, yang cukup terkenal. Antara lain :
1.      Amerika Serikta tidak akan mencampuri amsalh maslah internal ataupun peperangan di antara Negara Eropa
2.      Amerika Serikat mengakui dan tidak mencampuri koloni yang masih ada di bawah keuasaan negara Negara Eropa
3.      Negara Eropa harus menghentikan kolonisasi lebih lanjut
4.      Upaya apapun oleh Negara Eropa untuk menekan atau mengendalikan Negara manapun di dunia akan diapndang sebagai tindakan kekerasan melawan Amerika Serikat.
Dikeluarkannya Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi, sehingga Amerika Serikat akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat tidak akan mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya.
Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika.
Adanya doktrin Monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat karena ada persepsi bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi kawasan amerika latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap amerika Serikat terhadap kawasan Amerika latin pun juga muncul. Pemerintah Negara Negara Amerika Latin berfikir bahwa Amerika Serikat menggunakan doktrin monroe sebagai media untuk mendominasi benua Amerika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang meningkat setelah keluarnya doktrin Monroe.
Sikap dari Amerika Serikat yang begitu mencampuri urusan Amerika latin telah membuahkan pergolakan fisik antara Amerika dengan Spanyol. Dimana dengan adanya insiden meledaknya kapal amerika maka sikap untuk bermusuhan dengan Spanyol muncul di benak rakyat Amerika dan akhirnya telah berhasil mengusir kekuatan Spanyol dari Kuba. Selain akses yang diakibatkan oleh adanya peranan yang begitu besar dari Amerika maka dalam pembuatan rancangan konsitusi Kuba tahun 1900, pihak amerika serikat memaksakan adanya satu dokumen yang terkenal yakni, Amandemen senator orville hitchcock platt (platt amendement). Dalam amndemen ini pihak amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara Kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba.
Interpestasi yang meluas dari doktrin monroe terjadi seiring dengan tampilnya Amerika Serikat menjadi salah satu kekuatan dunia. Amerika mengkalim bahwasanya negara ini adalah polisi dunia. Sehingga negara Negara Amerika Latin ikut menjadi wilayah pengaruhnya serta menjadi penyumbang kekuatan dari Amerika secara finansial. Selain itu dengan adanya penginteprestasian yang meluas atas doktrin mempermudah upaya amerika serikat untuk mendapatkan akses sumber daya dari Negara Amerika Latin. Namun upaya Amerika bukanlah tanpa ada tantangan dari negara-negara kolonial lainnya ataupun dari pemerintah Negara baru di Amerika Latin.
Doktrin Monroe merupakan sarana bagi Amerika Serikat untuk mencegah kolonisasi lebih lanjut dari negara-negara Eropa atas benua Amerika. Namun demikian, doktrin tersebut dianggap bermanfaat bagi kepentingan negara-negara di Amerika Latin. Presiden Monroe sendiri menyatakan bahwa AS mengharapkan semua penduduk benua Amerika, di utara dan selatan, untuk mengeksploitasi semua potensi yang dimiliki oleh the New World (benua Amerika). Bagi AS sendiri doktrin tersebut akan memperkuat Perjanjian Transkontinental, serta beberapa persetujuan lain seperti terbukanya Oregon bagi pemukim Amerika, serta kesempatan ekonomi yang lebih luas bagi AS menyusul keberhasilan revolusi di negara-negara Amerika Latin

2.3    Imprealisme Amerika Serikat

Doktrin Monroe merupakan sarana bagi Amerika Serikat untuk mencegah kolonisasi lebih lanjut dari negara-negara Eropa atas benua Amerika. Namun demikian, doktrin tersebut dianggap bermanfaat bagi kepentingan negara-negara di Amerika Latin. Adanya doktrin Monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat karena ada persepsi bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika Latin.
Sikap dari Amerika Serikat yang begitu mencampuri urusan Amerika latin telah membuahkan pergolakan fisik antara Amerika dengan Spanyol. Dimana dengan adanya insiden meledaknya kapal amerika maka sikap untuk bermusuhan dengan Spanyol makin memuncak. Peperangan antara Spanyol dan Amerika tak terhindarkan. Amerika berhasil memenangkan peperangan dengan Spanyol hal ini membuat Amerika medapatkan wilayah jajahan Sponyol yaitu Kuba dinyatakan merdeka sedangkan Puerto Rico, Filipina dan Guam di jadikan Koloni Amerika Serikat

2.3.1 Kuba

Spanyol tetap menguasai Pulau Kuba yang terletak di selatan semenanjung Florida dimana perdagangan dengan Amerika Serikat terjalin ramai. Pada tahun 1895 amrarah Kuba yang semakin besar terhadap tirani negara induk akhirnya meledak dalam perang kemerdekaan.
Usaha untuk menggulingkan pemerintaha panjajah (Spanyol) timbul antara tahun 1824-1868, tetapi selalu gagal. Mula-mula melalui gerakan bawah tanah, kemudian menjadi perlawanan terbuka. Pada umumnya Amerika Serikat memberi bantuan kepada gerakan kemerdekaan Kuba dalam bentuk biaya, perlengkapan, persenjatahan, dan fasilitas penggunaan wilayahnya sebagai basis penyerangan terhadap pangkalan-pangkalan militer Spanyol.
Kemudian timbul perang sepuluh tahun (1868-1878)di kuba  atau tepatnya di sebut pemberontakan sepuluh tahun, karena apa yang terjadi waktu itu adalah pemberontakan rakyat melawan melawan penguasa Spanyol. Walaupun pemberontakan ini merupakan suatu langkah maju daripada sistem perlawanan sebelumnya, belum juga berhasil.
Ketika pemberontakan sampai pada puncaknya dalam tahun 1898, Amerika Serikat ikut campur tangan dalam memerangi Spanyol dengan maksud, yakni :
1.      Menyatakan simpati terhadap perjuangan rakyat Kuba
2.      Melindungi kepentingan ekonoinya di Kuba, antara lain perkebunan tembakau, perkebunan tebu, dan perkebunan buah-buahan.
3.      Menghukum Spanyol, akibat hancurnya kapal perang Amerika Serikat Maine pada tanggal 15 Februari 1898 di pelabuhan Hanava, sehingga Spanyol lah yang harus bertanggung jawab.
Amereika Serikat memperhatikan berlangsungnya pemberontakan ini dengan kekhawatiran yang main besar. Kebanyakan orang Amerika bersimpati terhadap bangsa Kuba, tetapi Presiden Cleveland berekad untuk mempertahankan kenetralan. Namun tiga tahun kemudian ketika dalam masa Pemerintahan McKinley kapal perang Amerika Serikat Maine dihancurkan waktu sedang berlabuh di pelabuhan Havana dengan memakan korban 260 orang meninggal, meledaklah kemarahan. Meskipun untuk beberapa waktu McKinley masih mencoba mempertahankan kedaimaian namun beberapa bulan kemudian, yakni behwa penangguhan namun beberapa bulan akan sis-sia saja, ia menyeruhkan campurtangan bersenjata.
Perang melawan Spanyol berlangsung cepat dan menentukan. Selama berlangsung empat bulan itu tidak satupun terjadi kekalahan Amerika yang berarti. Seminggu sesudah maklumat perang, Komondor George Dewey yang ada pada saat itu berada di Hongkong, dengan eksadornya yang terdiri dari enam kapal menuju ke Philipina. Perintahnya adalah untuk mencegah agar armada Spanyol yang berpangkalan disana tidak beroperasi di perairan Amerika. Ia terus menghancurkan seluruh armada Spanyol tanpa kehilangan satu pun nyawa Amerika. Dalam pada itu, di Kuba pasukan tentara daratan dekat Santiago, diamana setelah menenangkan serangkaian pertempuran singkat, mereka menbaki pelabuhann dengan meriam. Empat kapal bersenjata Spanyol berlayar ke luar dari Teluk Santiago dan beberapa jam kemudian mereka telah menjadi puing-puing besi.
Dari Boston sampai San Francisco peluit berbunyi dan bendera berkibar ketika terdengar berita bahwa Santiago telah jatuh. Surat-surat kabar mengirimkan wartawannya ke Kuba dan Philipina, yang lalu menyebarkan kemashiran pahlawan-pahlawan bangsa yang baru. Yang terutama di antara mereka ialah George Dewey yang tersohor di Manila dan Theodore Rooselvelt, yaitu pemimpin “Rough Riders” sebuah resimen kavaleri sukarela yang dikerahkannya untuk bertugas di Kuba. Spanyol segara minta damai, dan dalam perjanjian yang ditandatangani tanggal 10 desember 1898, Kuba diserahkan kepada Amerika Serikat guna diduduki untuk sementara waktu menjelang kemerdekaan pulau tersebut.
Kuba dinyatakan merdeka sedangkan Puerto Rico, Filipina dan Guam di jadikan Koloni Amerika Serikat, kemudian terbentuknya Republik Kuba dengan Thomas Estrada Palma sebagai presiden pertama di Cuba (1902-1906).

Walaupun telah merdeka, rakyat Kuba seolah-olah tidak merdeka karena :
1.      Amerika Serika ini mendektekan Amandemen Plat atas Konstitusi Kuba.
Dalam amndemen ini pihak amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba.
2.      Amerika Serikat masih tetap mempunyai basis Angkatan laut di teluk Guantanamo (Kuba).
3.      Dalam bidang ekonimi juga masih di kuasahi oleh Amerika Serikat
Kuba memperoleh kemerdekaan simbolik pada saat tentara Amerika Serikat angkat kaki pada tahun 1902. Tetapi amerika Serikat masih tetap mempunyai hak melakukan intervensi untuk menjaga tertip sipil. Amerika melakukannya selama tiga kali sebelum melepas hak tersebut pada tahu 1934. Walaupun Kuba sudah merdeka penuh, pengaruh ekonomi dan politik Amerika serikat sangat kuat sampai pada tahun 1859, yaitu ketika Fidel castro menggulngkan pemerintah yang berkuasa dan membentuk rezim marxis yang sangat erat hubungannya dengan Uni Soviet.

2.3.2 Filipina

Penguasaan Filipina oleh Anerika mendapat kecaman dari bangsa Eropa karena ditangkap telah melanggar Doktrin Monroe, yang isinya mengatakan bahwa Amerika anti Kolonialisme dan Imperalisme. Amerika dianggap sebagai ancaman baru bagi bangsa Eropa atas kekuasaannya di Asia. Untuk meredakan kecaman tersebut, Amerika menyatakan Filipina semata-mata untuk menjalankan eksperimen imperialisme. Artinya Filipina akan dijadikan model negara dengan sistem kekuasaan liberal seperti Amerika di wilayah Asia.
Perang melawan Spanyol berlangsung cepat dan menentukan. Selama berlangsung empat bulan itu tidak satupun terjadi kekalahan Amerika yang berarti. Seminggu sesudah maklumat perang, Komondor George Dewey yang ada pada saat itu berada di Hongkong, dengan eksadornya yang terdiri dari enam kapal menuju ke Philipina. Perintahnya adalah untuk mencegah agar armada Spanyol yang berpangkalan disana tidak beroperasi di perairan Amerika. Ia terus menghancurkan seluruh armada Spanyol tanpa kehilangan satu pun nyawa Amerika.
Amerika Serikat yang baru saja hadir di Philipina itu sekarang menaruh harapan besar untuk menjalin perdagangan giat dengan cina. Namun sejak dikalahka  Cina oleh Jepang dalam PD tahun 1894-1895, berbagai negara Eropa telah mendirikan pangkalan laut, menyewa wilayah, dan membangun kawasan pengaruh disana. Mereka bukan saja berhasil memperoleh hak monopoli perdagangan melainkan juga izin ekslusif untuk menanamkan modal dalam kontruksi jalan keretaapi dan pengelolahan tambang didaerah-daerah didekat nya.
Pada tahun 1919 delegasi Filipina di bawah Manuel Quezon pergi ke Amerika untuk menuntut kemerdekaan penuh atas Filipina. Amerika menjawab dengan mengirimkan The Wood Forbes Mission tahun 1922, yang isinya menyatakan bahwa Filipina belum mampu untuk merdeka. Bangsa Filipina menolak ucapan Wood Forbes. Senat Filipina meletakan jabatannya, dan menuntut kemerdekaan penuh.
Masa kekuasaan Amerika di Filipina berlangsung dari tahun 1898 sampai tahun 1946.
1.      Periode Tahun 1898-1942.
Amerika melakukan pembinaan terhadap system kekuasaan yang akan diterapkan di Filipina melalui perjanjian damai dengan para tokoh nasionalis pada tahun 1907. Isinya, antara lain menjamin kemerdekaan Philipina untuk 50 tahun yang akan datang.
2.      Periode Tahun 1942-1945.
Amerika mengalami kekalahan di Pasifik yang mengakibatkan Filipina dikuasai oleh Jepang. Pada tanggal 2 Januari 1942 Manila, ibu kota Filipina, jatuh ke tangan Jepang. Jendral Deuglas Mac Arthur meninggalkan Filipina untuk menyusun pasukan sekutu di Australia. Pada tanggal 6 Mei 1942 seluruh Filipina jatuh ke tangan Jepang.
Kekalahan Jepang untuk pertama kalinya adalah dalam pertempuran di laut Karang, yang merupakan titik balik bagi kemenangan Jepang. Sejak itu Jepang menggunakan bangsa Filipina sebagai teman di bawah Presiden Laurel untuk menghadapi sekutu. Tetapi dengan mendaratnya Sekutu di Filipina, dan kemudian kalahnya Jepang terhadap Sekutu maka Republik Filipina membuat Jepang lenyap kembali (22 Oktober 1945).
Setelah Perang Dunia II selesai, Amerika Serikat menepati janjinya untuk memberi kemerdekaan kepadaan Filipina. Pesawat terbang jepang berhasil menenggelamkan kapal perang Price of wales dan Repulse di Laut Natuna tahun 1942, menyebabkan tentara Sekutu merosot. Tak lama kemudian Amerika Serikat membuat pesawat terbang B29 untuk menggempur Jepang dengan menjatuhkan bon atom di Hiroshima dan Nagasaki. Maka berakhirlah Perang Dunia II, lebih cepat dari yang diperkirakan.
3.      Periode tahun 1945-1946.
Jepang mengalami kekalahan dari sekutu, berarti kekuasaan Amerika masuk kembali di Filipina

2.3.3 Puerto Rico

Sebelum abad XIX berakhir negara Amerika Serikat ingin menguatkan kendali mereka terhadap daerah maritim atau lautan karibia. Salah satu cara yang dijalankan demi terwujudnya keinginan tersebut adalah menguasai Kuban dan Puerto Rico. Atas dasar ini kemudian pemerintah Amerika memberi tawaran dan pada Spanyol senilai 160 juta dolar agar bersedia melepas kekuasaannya atas dua wilayah jajahan mereka itu.
Tapi pemerintahan Spanyol tidak tertarik dan menolaknya. Karena mendapat penolakan, akhirnya Amerika menempuh cara berbeda yaitu sistem kekerasaan. Pada tahun 1898 Amerika menyatakan perang pada Spanyol. Namun mereka berdalih peperangan ini dipicu oleh sebuah pertikaian yang terjadi didaerah Kuba dan tenggelamnya kapal perang Amerika di daerah pantai Havana
Peurto Rico ini menjadi daerah kolonisasi Amerika Serikat karena Amerika Serikat menang dalam peperangan dengan Spanyol, awalnya wilayah Peurto Rico ini adalah daerah kekuasaan Spanyol, tetapi sebagai ganti rugi dalam perang, maka Peurto Rico menjadi milik AS. Pada tahun 1917 konggres Amerika memberi warga Peurto Rico hak untuk memilih wakil Rahyat mereka. Tetapi undang-undang yang sama itu menghasilkan nasib yang berbeda bagi pulau itu, karena menyertakan Peurto Rico secara resmi adalah wilayah Amerika. Dan penting lagi rakyatnya menjadi warga Amerika Serikat. Pada tahun 1950, konggres memberi Puerto Rico kebebasan penuh untuk menentukan masa depannya. Dalam referendum pada tahun 1952, warga menolak Puerto rico menjadi negara bagian ataupun mendapatkan kemerdekaan penuh sebagai gantinya mereka memilih status warga persemakmuran. Banyak orang Puerto rico asli yang sudah menetap di daratan Amerika Serikat dimana mereka medapatkan akses bebas serta mendapat hak plitik an sipil seperti warga negara Amerika lainnya.
Peperangan berlangsung pada 25 Juli 1898 dan berhasil memenangkan Amerika. Pasukan negara tersebut sukeses menguasai Puerto Rico.  Penyerahan daerah kekuasaan ini diatur dalam suatu perjanjian yang dinamakan Perjanjian Paris. Sejak saat itu Puerto Rico dikuasai militer negara Amerika. Sistem pemerintahan di daerah ini kemudian dilaksanakan seorang gubernur. Jabatan gubernur tersebut dipegang warga setempat namun ditunjuk oleh pemerintahan Amerika Serikat.
Gubernur harus memberi tanggung jawab hasil kerjanya secara langsung pada Presiden. Selain itu, gubernur punya kewenangan untuk melakukan pengontrolan secara penuh di Puerto Rico. Namun dalam kondisi tertentu pemerintah pusat Amerika tetap punya hak veto atas negara itu


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dekade terakhir di abad 19 merupakan perluasan imperial bagi Amerika serikat. Saat itu selain menyebarkan pengaruh, juga melakukan pendudukan untuk beberapa waktu di wilayah samudra Atlantik dan pasifik, serta ke Amerika tengah.  Tetapi  Amerika serikat memilih jalan yang berbeda dengan orang Eropa pesaingnya karena sejarah perjuangannya sendiri.
Dikeluarkan Doktrin Monroe oleh Presiden Amerika James Monroe pada 1823 yang intinya Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika.
Usaha pertama Amerika Serikat untuk memperluas wilayahnya adalah dengan membeli Louisiana dari Prancis. Aneksasi Texas dari Mexico. Serta pembelian Alaska yang populasinya minim, hanya ada suku Inuit dan penduduk asli lainnya dari Rusia pada tahun 1867.
   Doktrin Monroe merupakan sarana bagi Amerika Serikat untuk mencegah kolonisasi lebih lanjut dari negara-negara Eropa atas benua Amerika. Namun demikian, doktrin tersebut dianggap bermanfaat bagi kepentingan negara-negara di Amerika Latin. Adanya doktrin Monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat karena ada persepsi bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika Latin. Yang pada akhirnya nanti Amerika menduduki wilayah jajahan Spanyol di Amerika Latin dan Asia yaitu Kuba, Puerto Rico dan Filipina.

Daftar Pustaka


Gray, Wood. Garis Besar Sejarah Amerika
Garis Besar Sejarah Amerika Serikat. Biro Program Informasi Internasional
Departemen Luar Negeri A.S
Sundoro, Hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Jember : Jember University Press


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar