Pendidikan Sejarah (Universitas Jember)

indonesia raya


Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kapitalisme



 “ KAPITALISME ”

PAPER

Disusun oleh:

Reny Putri Aditiya      (120210302004)

Kelas B




PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

1. KONSEP DASAR KAPITALISME
Istilah “capital (bahasa latin caput : kepala) muncul pertama kali pada abad ke 12, yang mempunyai arti : dana, persedian barang, sejumlah uang dan pinjaman (Peter Berger, 1990:20). Dan hal itu diperkuat oleh penelitian Karl Marx bahwa istilah “capitalis” pertama kali muncul di kota-kota yang berotonomi pada abad ke 12 seperti Frienze, Parma, Turin, Milan, dll. (Giddens 1985:37).Dalam kasanah bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman pada abad ke 17, maka kata capital/kapital dimengerti sebagai uang yang digunakan, untuk meningkatkan kesejahteraan.
Pengertian tersebut terus berkembang pada abad ke 18, istilah capital diartikan sebagai modal produktif, karena uang memang digunakan untuk menghasilkan barang-barang yang dijual untuk memperoleh laba. Menurut Lyman Tower Sargent (1987:48) kapitalisme dewasa ini dipahami banyak orang sebagai sistem ekonomi dengan ciri-ciri sebagai berikut (1) pemilikan kekayaan secara pribadi yang tidak terbatas, 2)tidak ada pembatasan untuk mengumpulkan kekayaan dan 3) pemerintah tidak campur tangan dalam pengolahan sistem ekonomi pasar bebas.
Banyak tokoh atau para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian kapitalisme, diantaranya sebagai berikut :
1. J.Romein (1956) mengatakan bahwa kapitalisme adalah suatu cara mengadakan produksi dengan dasar mengadang laba.
2. Ir. Soekarno (1985) menyatakan kapitalisme adalah suatu sistem pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.
3. Milton H. Spencer (dalam Winardi, 1968), mengatakan bahwa kapitalisme ialah sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak miliki privat (pribadi) atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrik. Dsb) dan pemanfaatnya untuk mencapailaba dalam kondisi yang sangat kompetitif.
4. Dudley Dillard (dalam Dawam Rahardjo, 1987) mengatakan bahwa kapitalisme adalah istilah yang dipakai untuk menamai sistem ekonomi yang mendominasi dunia Barat sejak runtuhnya feodalisme
5. Ebenstein, W (1987) mengatakan kapitalisme adalah sistem sosial yang menyeluruh lebih dari sekedar tipe tertentu dalam perekonomian
6. Max Weber (dalam Berger 1990) mengatakan bahwa kapitalisme adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan pada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan adanya pertukaran di pasar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kapitalisme adalah cara mengadakan produksi dengan dasar menghadang laba
Ciri-ciri Kapitalisme
Kapitalisme ialah suatu cara mengadakan produksi yang berbeda dengan cara lain-lain. Ciri-ciri kapitalisme adalah sebagai berikut :
a. Pemikiran Perorangan (Individual Ownership)
Dalam sistem kapitalis, pemikiran alat-alat produksi (tanah, pabrik, mesin dsb) dikuasai secara peserorangan, bukan oleh negara.  Prinsip ini tetap mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli yang bersifat alamiah atau yang menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum (misalnya : kantor pos). Penyimpangan peradaban kapitalis dalam pemilikan alat-alat produksi secara perseorangan didasarkan pada dua pertimbangan. Pertama, pemilikan atas harta yang bersifat produktif berarti penguasaan atas kehidupan orang lain. Dan kedua, ada anggapan capital klasik bahwa kemajuan teknologi lebih mudah deicapai kalau orang menangani urusan atau kepentingannya sendiri dan memiliki dorongan pribadi untuk melakukan hal itu.
b. Perekonomian Pasar (Market Economy)
Prinsip lain sistem kapitalis ialah perekonomian pasar. Dalam masyarakat pra-kapitalis, umumnya perekonomian bersifat lokal dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, setiap keluarga menghasilkan sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri dan belum mengenal spesialisasi kerja. Sebaliknya, dalam masyarakat kapitalis, mengadakan produksi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak berdasarkan pesanan, tetapi untuk pasar yang belum diketahui, dalam hal harga, penawaran dan permintaan menjadi penentu, dan telah mengenal spesialisasi kerja.

c. Persaingan (Competition)
Suatu ciri pokok lain dari sistem kapitalisme ialah persaingan. Dalam perekonomian pra kapitalis, faktor adat atau kebiasaan dan kegunaan menentukan suatu barang atau jasa berharga atau tidak. Dalam perekonomian kapitalis, faktor utama ialah persaingan. Pengusaha yang dapat membuat barang sebanyak-banyaknya akan dapat menjual dengan harga murah dan akan menguasai pasar. Dalam persaingan ini membutuhkan iklan untuk mempengaruhi masyarakat (konsumen). Demikian juga ada system dumping atau proteksionisme
d. Keuntungan (Profit)
Dalam sistem kapitalis, prinsip profit (keuntungan) merupakan salah satu ciri pokok. Perekonomian kapitalis memberikan lebih banyak kesempatan untuk meraih keuntungan sebab perekonomian kapitalis dijamin dengan adanya 3 kebebasan yakni:
  • Kebebasaran berdagang dan menentukan pekerjaan
  • Kebebasan hak pemilikan
  • Kebebasan mengadakan kontrak
Sedangkan kebebasan untuk mengadakan persaingan di pasar berasal dari 4 kebebasan kapitalis pokok, yaitu :
  • Kebebasan berdagang
  • Kebebasan hak milik
  • Kebebasan mengadakan kontrak
  • Kebebasan untuk mencari atau membuat untung

2. PERKEMBANGAN KAPITALISME
Untuk menentukan awal mual dan sebab-sebab pemunculan kapitalisme secara rinci amatlah sulit. Kesepakatan hanya terjadi dalam soal gejala-gejala perubahan pasar dan masyarakat Abad Pertengahan yang mengarah ke sistem kapitalisme dengan munculnya kota-kota, gilda-gilda, dan kantor dagang sebagi tempat berkembang awal kapitalisme. Dan adapula kesepakatan yang mengatakan bahwa kapitalisme itu pada awalnya merupakan bagian kecil dari sistem perekonomian barat, yang kemudian secara bertahap menjadi prinsip pengorganisasian dasar bagi perekonomian Eropa sejarah keseluruhan.
Kapitalisme sebagai “ sistem perekonomian” seperti dikatakan oleh Sambart merupakan fenomena historis yang terbentuk secara bertahap dalam proses waktu yang panjang sehingga sulit untuk menyatakan kapan fenomena tersebut mulai dan berakhir. Esensi kapitalisme dari waktu ke waktu adalah sama yaitu akumulasi modal yang akan diinvestasikan kembali untuk mendapatkan laba dan untuk itu diperlukan pasar bebas serta penguasaan sarana-sarana produksi. Yang mengalami perubahan adalah bentuk modal, saarana produksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Para sejarawan seperti Henry Lucas (1993:147-150), John Hale (1948:38) dan sosiolog seperti Andreski (1989:137-140), Peter Berger (1990: 38) berpendapat bahwa kapitalisme telah ada sejak abad ke 13, bahkan faktor-faktor pendukungnya telah mulai berkembang sejak akhir Abad Pertengahan . Ada cukup fakta sejarah yang mendukung pendapat tersebut. Akumulasi modal yang kemudian diinvestasikan kembali dalam mencari laba mulai tampak di kota-kota Eropa abad ke 13.
Gejalanya tampak pada akhir Abad Pertengahan, ketika ekonomi uang mulai bergeser ekonomi barter. Ekonomi uang itu tampak jelas dikawasan Italia Utara dan daerah Flanders yang menjadi pusat industry barbagai jenis kain. Namun bhan baku seperti wool, sutera, tawas, minyak dan bahan-bahan celup harus diimpor dari daerah lain. Selain industry kain daerah tersebut juga meenjadi pusat manufaktur seperti pengecoran besi, bir, anggur dan lain-lain. Itu semua muncul biaya yang cukup besar, sementara itu para pengrajin ini tidak mempunyai modal.Oleh sebab itu, aktivitas jual beli akhirnya jatuh ketangan para pedagang yang memiliki modal yaitu tuan-tuan tanah. Disinilah ekonomi uang mulai berkembang dan tuan-tuan tanah mulai beralih ke ekonomi dagang.
Disamping muncul ekonomi uang, pendukung kapitalisme rasional mengatakan bahwa kapitalisme ditandai dengan munculnya kota-kota serta gilda-gilda dan perdagangan pada akhir Abad Pertengahan khusunya setelah Perang Salib. Tumbuhnya kota dangang seperti Firenze, Milano, Vanesia, Brussells, Amsterdam, dan lain-lain membuat perdagangan di Eropa tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena memang saling terkait. Perdagangan Eropa bangkit pada akhir abad ke 12 atau awal abad ke 13, mengingat sejak abad ke 11 kota-kota Timur Tengah seperti Kairo, Bagdad, Damaskus berkembang menjadi makmur karena hubungan dagangnya dengan kota-kota di India dan juga kota-kota di Rusia seperti Kiev dan kota-kota Balkan seperti Istambul, Bucares dan lain-lain. Kemakmuran di Timur Tengah, Balkan dan Eropa Timur tersebar ke Eropa Selatan dan Tengah, karena menjadi jalur penghubung dengan daerah Laut Baltik.
Logis pertumubuhan kota-kota di kawasan Italia Utara, Prancis, Flanders makin pesat dengan berakhirnya Perang Salib. Perang Salib yang membuat para serdadu harus bolak-balik dari Inggris, Jerman, Irlandia, Prancis, Denmark, Polandia ke Palestina telah telah merintis transportasi dan mendorong pusat-pusat perdagangan, tempat tinggal dan pasar sehingga tumbuh menjadi kota-kota dagang di Eropa. Dalam kurun waktu yang relatif sama berbagai macam gilda juga tumbuh pesat di kota-kota Eropa seiring dengan kebutuhan hidup penduduk kota, yang tidak saja meningkatkan ekonomi uang tetapi juga mendorong pertumbuhan penduduk kota secara cukup cepat karena urbanisasi.
Kota-kota industry, yang mulai berkembang pada abad ke 11 dan 12 tersebut pada abad ke 13 dan 14 menurut Dudley Dillard tidak sanggup mengatasi konflik sosial yang muncul anatara kaum pekerja dan segelintir kaum Borjuis. Menurut Dillard, kapitalisme awal sudah terjadi anatara 1500-1750-an, karena pada abad ke 16 dan 18 tersebut ekonomi uang betul-betul sudah menjadi ciri kehidupan sehari-hari tidak saja dalam berbagai bentuk dan jenis mata uang tetapi sistem perbankan modern yang telah dirintis di Italia Utara oleh keluarga Mediaci, Barni, dan Bardi telah meluas ke Eropa. Sejak saat itu masyarakat mulai terbiasa dengan surat kredit, deposito, pembayaran transfer lewat bank, dan lain-lain. Di pihak lain berbagai industry tekstil, wool, manufaktur bahkan pertambangan pembentukan modal dalam jumlah yang cukup besar.
Menurut Dillard ada tiga faktor yang mempercepat pembentukan modal secara besar-besaran pada tahap awal kapitalisme 1) dukungan agama Calvin bagi kerja keras dan hidup hemat telah memberikan landasan pengumpulan kekayaan yang lebih banyak lagi dan hal tersebut membuktikan bahwa dirinya terpilih oleh Tuhan, 2) Masuknya logam-logam mulia dari dunia baru (Afrika, Asia, Amerika), yang berpengaruh pada upah, laba, dan harga-harga. Mengalirnya emas dan perak dari tambang-tambang di Mexico,Peru dan Bolivia telah melipatgandakan persediaan logam mulai di Eropa, akibatnya terjadi lonjakan harga-harga kebutuhan hidup secara tak terkendali, semacam upah buruh merosot dan inflasi membumbung tinggi. Dalam situasi seperti ini hanya pemilik modal yang diuntungkan sebab mereka dapat mempermainkan harga dan menentukan ekonomi masyarakat menurut kehendak mereka, sehingga kekayaan mereka tersua meningkat, 3) Negara telah membantu pembentukan modal, sebab kerajaan-kerajaan besar seperti Inggris, Prancis, Spanyol dan Belanda menjalankan sistem ekonomi merkantilisme. Dalam sistem ini para pemilik modal makin kaya sebab industry-industri mereka mendapat proteksi dari pemerintah, sementara upah rendah dan jam kerja yang panjang serta jaminan sosial yang rendah bagi kaum buruh dipertahankan tanpa keberanian kaum buruh untuk memprotesnya sebab kedudukannnya memang amat lemah. Pada akhirnya negara tunduk dan mengabdi kepada pemilik modal atau kaum borjuis.
Periode selanjutnya dinamakan dengan Kapitalisme Klasik, ditandai dengan pergesaran ekonomi perdagangan ke ekonomi industrialisasi, maksudnya kativitas pokok ekonomi pertumpuh pada sector industry. Pergeseran ke ekonomi industrial tamapk pertama kali di Inggris pada awal abab ke 18, kemudian di Prancis abad ke 19 dan akhirnya hampir seluruh Eropa pada awal abad ke 20. Menurut Benger (1990:22) ciri-ciri ekonomi industrial itu mencakup 1). Semua alat produksi material (tanah, mesin, pabrik, modal dll), 2). Adanya kebebasan pasar terbuka lebar, 3)Tersedia teknologi yang memacu aktivitas ekonomi 4) Ada mobilitas tenag buruh secara bebas 6) Terjadi komersialisasi rasional, 7). Menggunankan sistem akuntasi yang rasional.
Daftar ciri-ciri tersebut terbuka untuk diperdebatkan, mengingat hal tersebut merupakan usaha untuk memahami bahwa tiap fase kapitalisme mempunyai ciri-ciri yang cukup berbeda satu sama lain. Dengan ciri-ciri itu sistem ekonomi kapitalis melahirkan kekuatan produktif yang amat luas dan belum pernag terjadi sebelumnya. Kapitalisme telah  menjadi penggerak IPTEK  karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan penemuan penemuan baru yang tidak mungkin dilakukan oleh sebuah masyarakat miskin. Kegiatan ekonomi dan juga pusat-pusat penelitian IPTEK dalam fase ini dikuasai oleh berbagai trust atau kolongmerat-kolongmerat miliki swasta yang sfatnya monopolistis.
Perkembangan kapitalisme mancapai titik kejenuhan pada awal abad ke 20, sebab PD I apalagi PD II, perkembangan kapitalisme eropa mengalami titik balik.Perkembangan kapitalisme mancapai titik kejenuhan pada awal abad ke 20, sebab PD I apalagi PD II, perkembangan kapitalisme eropa mengalami titik balik. Eropa tidak lagi menjadi pasar terbesar perekonomian dunia karena bergeser ke Amerika Serikat. Bahkan di Amerika Serikat yang dipandang sebagi benteng terakhir kapitalisme murni. Kecenderungan umum setalah PD II ada semacam kerjasama anatara swasta dan pemerintahan dalam menangani ekonomi, ada perpaduan antara prinsip-prinsip kapitalisme dan prinsip-prinsip sosialisme serta demokratis (Miriam Budiharjo, 1984)

3. PERKEMBANGAN KAPITALISME DI INDONESIA
Pada awalnya, kapitalisme berkembang di Indonesia pada masa colonial yang dibawa oleh Belanda. Kapitalisme di Indonesia ditandai dengan adanya politik devide et impera atau politik memecah belah di wilayah jawa yang dalam pelaksanaannya, Belanda menjadikan kerajaan-kerajaan sebagai budaknya, memonopoli perekonomian rakyat, serta mengeluarkan kebijakan-kebijakan seperti contingenten dan leverantien yang membebani rakyat pribumi (Soekarno, 2001:38).
Sistem kapitalisme pada masa kolonial juga dapat dilihat dari pemberlakuan cultuure stelsel oleh Belanda yang menyebabkan kesengsaraan rakyat pribumi yang harus bekerja keras seperti  membangun sarana - prasarana untuk kepentingan Belanda, akan tetapi mereka hanya dapat memperoleh keuntungan yang begitu kecil, sedangkan laba yang besar hanya dapat dinikmati oleh Belanda (Soekarno 2001). Sehingga hal inilah yang membedakan kapitalisme di negara Barat dengan di Indonesia karena kapitalisme membawa kesengsaraan bagi kehidupan rakyat pribumi. Kapitalisme yang berkembang di Indonesia merupakan suatu bentuk kekuasaan Belanda untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengeksploitasi sumber daya alam dan juga sumber daya manusia di Indonesia.
Kapitalisme yang terjadi di Indonesia tidak langsung terjadi secara serentak di seluruh bagian wilayah di Indonesia melainkan hanya bagian kecil saja yang mengalami hal tersebut, yaitu pulau Jawa. Kelas borjuis yang menguasai cara-cara pemerintahan dengan gaya penghasilan yang baru yaitu kapitalisme, merasa tidak senang dengan tidak adanya karena adanya ketiadaan hak-hak politik bagi mereka. Perlahan, kaum borjuis maupun setengah borjuis Jawa meneruskan cita-cita awalnya, yaitu melakukan perjalanan untuk merubah feodalisme menjadi kapitalisme (Malaka, 1926: 1-6).
Kapitalisme yang ada di Indonesia bukanlah suatu cara-cara produksi yang dihasilkan bumiputera yang menurut kemauan alam. Menurut Malaka (2008:48), kapitalisme merupakan perkakas asing yang dimanfaatkan untuk kepentingan asing melalui kekerasan dengan mendesak sistem produksi bumiputera. Salah satu dampak dari usaha untuk memenuhi kepentingan asing dengan mendesak sistem produksi Indonesia adalah kemajuan ekonomi yang tumbuh secara tidak teratur sebagaimana mestinya (Malaka, 2008:49).  Selain itu, kapitalisme telah memberi batas yang jelas antara kota dengan desa (Malaka, 2008:46). Kota menjadi sebuah struktur vital dalam perkembangan kapitalisme karena memiliki daya produksi yang lebih cepat dan efisien jika dibandingkan dengan desa dalam mengolah bahan mentah dari desa itu sendiri. Hal inilah yang membuat kota menyerap penduduk dan menariknya dari desa dan membuat kota menjadi semakin kapital (Malaka, 2008:49).
Setelah Indonesia merdeka pun, kapitalisme masih berkembang di Indonesia. Pada masa orde baru, di bawah kepemimpinan Soeharto, rakyat mencapai kemakmuran melalui program perbaikan ekonomi yang dijalankan oleh presiden Soeharto. Namun sebenarnya, masa Orde Baru ini mencerminkan suatu bentuk pemerintahan oligarki yang menempatkan golongan-golongan dengan power kuat atau penguasa sebagai pengambil keuntungan sesuai kepentingannya (Hadiz dan Robinson, 2004: 42). Kebijakan perbaikan ekonomi tersebut merupakan salah satu kebijakan yang digunakan untuk memperkaya diri para penguasa itu sendiri. Di bawah kepemimpinan Soeharto, celah bagi perusahaan asing atau investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia semakin terbuka lebar. Menurut Hadiz dan Robinson (2004: 56), hal ini salah satunya dapat dilihat dari bisnis Cina ketika memasuki Indonesia yang berhasil meraih 61 juta hektar hutan yang dialokasikan tanpa proses yang transparan dari Direktorat Kehutanan. Disamping itu, Presiden Suharto menggagas pembangunan untuk memperbaiki tatanan ekonomi Indonesia yang dibiayai dari hutang-hutang dan dari investor luar negeri tersebut. Adanya penanaman modal asing, munculnya perusahaan-perusahaan asing serta lobi dilakukan pemerintah dengan berbagai lembaga internasional seperti IMF dan World Bank guna mendapatkan hutang dari luar negeri. Hal inilah yang kemudian menyebabkan Indonesia terlilit hutang yang besar karena kebijakan rezim Soeharto itu. Era orde baru merupakan era ketika kapitalisme benar-benar berkembang di Indonesia (Hadiz dan Robinson, 2004: 48).
Kapitalisme yang berkembang di Indonesia telah memunculkan suatu bentuk imperialisme modern. Hal ini ditunjukan dengan pengelolaan sumber daya di Indonesia yang justru didominasi oleh negara-negara asing. Menurut Soekarno (2001:63), bentuk imperialisme yang ada lebih dulu hanya berfokus dalam mengangkuti bekal-bekal hidup saja, namun bentuk imperialisme modern sudah berkembang dan memiliki empat macam kesaktian. Pertama, Indonesia tetap menjadi pengambilan bekal hidup. Kedua, Indonesia menjadi negeri pengambilan bekal-bekal pabrik di Eropa. Ketiga, Indonesia menjadi negeri pasar penjualan barang-barang hasil dari macam-macam industri asing. Keempat, Indonesia menjadi lapangan usaha bagi modal uang jutaan rupiah bahkan milyaran jumlanhnya. Poin keempat inilah yang membuat Indonesia menjadi daerah eksploitasi negara-negara asing untuk memenuhi kepentingan asing tersebut.

4. PENDAPAT MENGENAI KAPITALISME
Kapitalisme pasti menghasilkan sistem kelas yang memecah masyarakat dan membuat pertentangan kelas. Didalam kapitalisme muncul sebuah situasi dimana beberapa orang memiliki kekuasaan atas kehidupan orang lain. Ada ketidaksetaraan, ketidakadilan dan pembedaan yang terjadi antara orang kaya dan orang miskin, yang melibatkan perbedaan dengan dasar kekayaan, kekuasaan dan kesempatan. Inilah yang disebut stratifikasi atau kelas-kelas dalam masyarakat. Stratifikasi atau kelas-kelas dalam masyarakat itu riil dan ada dalam masyarakat, baik itu berdasarkan pada harta, kepemilikan tanah, barang, harta atau pangkat, jabatan atau status sosial.. Kapitalisme mengasosiasikannya dengan kesenjangan sosial dan distribusi yang tidak adil dari kekayaan dan kekuasaan; kecenderungan monopoli pasar atau oligopoli (dan pemerintah oleh oligarki), imperialisme, perang kontra-revolusioner dan berbagai bentuk eksploitasi ekonomi dan budaya; materialisme, represi pekerja dan anggota serikat buruh, alienasi sosial, kesenjangan ekonomi, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi. Dalam sistem kapitalisme upah rendah dan jam kerja yang panjang serta jaminan sosial yang rendah bagi kaum buruh merupakan bentuk ketidakadilan dari sistem ini.
Kapitalisme adalah sebuah sistem yang didasarkan pada eksploitasi dimana para pekerja yang menghasilkan kekayaan diingkari hak-haknya dan andilnya. Buruh bekerja lebih banyak dan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja menghasilkan banyak barang, namun upah yang didapat hanya sedikit jika dibanding dengan keuntungan yang dipunyai para kapitalis. Makanya di negara industri, selalu terjadi pemogokan buruh dengan tema utama meminta kenaikan upah. Mobilitas vertikal dalam stratifikasi sistem kapitalisme sangat tertutup peluangnya bagi kaum pekerja. Dan posisi ketidaksetaraan dilanggengkan melalui warisan.
Dalam sistem kapitalis produksi dilakukan untuk mencari keuntungan, bukan untuk mencari kegunaan dan kemanfaatan. Para kapitalis terus memproduksi barang bukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun untuk mencari keuntungan, sehingga ketika barang yang sudah diproduksi semakin banyak, dimulailah ekspansi mencari pasar baru. Inilah sifat dasar kapitalisme yang semakin mendasarkan diri pada sifat tamak dan rakus manusia. Sistem inilah yang kemudian menimbulkan ekspansi dan penjajahan atau kolonialisme. Inggris adalah negara yang menjajah negara lain karena mengalami over produksi barang-barang hasil revolusi industri, sehingga mereka perlu mencari negara lain untuk dijadikan pasar bagi produk industri mereka.
Sistem kapitalisme mempunyai pengaruh yang sangat buruk dan merusak sifat manusia. Sistem kapitalisme membuat manusia menjadi egois, tamak, dan kejam. Nilai kemanusiaan seperti kerjasama, kasih sayang, ditekan dan terdistorsi. Hal ini karena sistem kapitalisme bersumber dari filsafat liberalisme dimana setiap orang hanya bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri, sementara arti kebersamaan, komunitas dan kepedulian terhadap orang lain, terutama kepada orang miskin semakin dikurangi
Kegagalan sistem ekonomi kapitalisme yang paling mencolok adalah munculnya kesenjangan ekonomi antara negara-negara industri maju (kapitalisme) dengan negara-negara miskin (selatan). Kesenjangan ekonomi dunia sudah mulai menggejala sejak Perang Dunia II, saat itu AS memiliki 40 persen dari seluruh kekayaan dunia, padahal berpenduduk hanya 6 persen dari seluruh penduduk bumi.
Di Indonesia PT. Freeport menjadi bukti bahwa perjanjian kapitalisme terhadap Indonesia masih terjadi hingga saat ini. Borok di Papua tersebut masih tidak bisa diusir sampai saat ini.  Masyarakat pun secara langsung mendukung Kapitalisme dengan lebih memilih barang atau jasa dari perusahaan multinasional milik kaum Kapitalisme. Pola masyarakat yang konsumtif membuat para Kapitalis semakin subur dan kuat menancapkan akar Kapitalisme di Indonesia, sementara nasib buruh tidak kunjung baik dari dahulu.


Daftar Pustaka

Adisusilo, Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari Yang Klasik Sampai Yang Modern. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta : Ombak
Ebenstein, William. 2006.Isme-Isme Yang Menguncang Dunia. Yogyakarta : Narasi
Nur, Dody. 2009. Kritik Terhadap Kapitalisme. http://dodynurandriyan.blogspot.com/2009/03/kritik-terhadap-kapitalisme.html (Diakses, 07 Oktober 2014

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar