Pendidikan Sejarah (Universitas Jember)

indonesia raya


Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah



MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK
DALAM PEMEBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH


Makalah

Disusun oleh:

Reny Putri Aditiya      (120210302004)

Kelas B


PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kurikulum dirancang untuk mengbangkan potensi peserta didik pada tingkat yang masksimum. Potensi peserta didik terdiri atas potensi intelektual, emosional, kinestetik, sosial, berkomunikasi dan pengembangan diri. Oleh karena itu kepedulian kurikulum yang utama adalah memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu mengembakan potensi dirinya pada tingkat maksimum, sesuai kematangan psikologis dan biologis seserorang. Perlu diketahui sebelum dikeluarkanya Sisdiknas 2003 proses pembelajaran berpusat pada seorang guru, dimana peserta didik hanya menerima pengetahuan dari guru, tidak mengkontruksikan pengetahuannya sendiri. Hal ini menyebabkan terbelenggunya kreativitas peserta didik. Sebab dalam pembelajaran peserta didik tidak didorong untuk mengkonstruksi/menemukan pengetahuannya sendiri. Namun paradigma tersebut dirubah pada kurikulum 2013.
Dalam kurikulum 2013 yang sekarang diterapkan di sekolah-sekolah. Memiliki beberapa prinsip pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh pendidik. Adapun prinsip tersebut adalah (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Kesemua prisnsip tersebut harus diterapkan seorang pendidik dalam pembelajaran. Hal yang penting dalam prinsip tersebut adalah mengembangkan kreativitas peserta didik. Dimana pembelajaran dapat mengarah pada pengmbangang potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Dengan peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuannya atau pembelajaran yang berpusat pada  peserta didik maka hal tersebut secara langsung akan mengembangkan kreativitas peserta didik.
Setiap peserta didik harus dapat mengembangkan kreativitas yang dimilki. Dan setiap peserta didik memiliki kreativitas yang berbeda-beda. Dari hal itu pendidik harus tetap dapat mengembangkan kreativitas peserta didik. Bahwa kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat. Kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang menakjubkan dalam memahami dan menghadapi situasi atau masalah secara beda dengan yang biasa dilakukan oleh orang lain pada umumnya. Kemampuan berkreasi memungkinkan manusia untuk mempertemukan, menghubungkan, atau mengga-bungkan berbagai kenyataan-kenyataan, gagasan-gagasan, atau hal-hal berbeda yang sebelumnya tidak berhubungan, menjadi suatu gagasan atau produk baru yang berguna untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Pembelajaran sejarah yang cukup identik dengan membelajaran yang membosankan. Harus diubah kedalam pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi perserta didik. Dengan begitu pembelajaran tidak akan membosakan lagi. Selain pendidik harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, pendidik juga harus dapat mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan untuk seorang pendidik untuk mencapai hal itu.

1.2 Rumusan Masalah

1)      Bagaimana konsep dasar dari kreativitas ?
2)      Apa jenis-jenis kreativitas ?
3)      Bagaimana cara mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran sejarah?
1.3 Tujuan 
1)      Mengetahui dan memahami konsep dari kreativitas
2)      Mengetahui dan memahami jenis-jenis kreativitas
3)      Mengetahui dan memahami cara mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran sejarah

BAB II PEMBAHASAN 

2.1 Konsep Dasar Kreativitas
Kreatifitas kaitannya erat dengan imajinasi, karena kreatifitas mengembangkan daya fikir, daya fantasi yang sifatnya intelektual. Kata kreativitas berasal dari “create” yang berarti pandai mencipta. Dalam pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas berfikir. Pengertian kreatifitas menurut KBBI berarti hasil dari kemampuan mencipta. dengan daya imajinasi seseorang dapat menciptakan buah fikir yang ada kaitannya dengan kebutuhan hidup manusia. untuk mengembangkan pribadi dan intelektual manusia perlu memiliki pengetahuan dan kreatifitas.
Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli :
  • Utami Munandar (1995 : 25)
Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
  • Imam Musbikin (2006 : 6)
Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
  • Mangunhardjana (1986 : 11)
Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak

  • Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15)
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa Kreativitas adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”.
Menurut TORRANCE (1962), kreatifitas dapat didefinisikan secara inklusif, yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari individu. dengan kata lain kreatifitas dapat diartikan sebagai pola berfikir yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang bercirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan penciptaan mekanik. dalam proses kreatifitas ada dua pandangan yaitu:
1.  Pandangan Asosiasi
Menyatakan bahwa kreatifitas menyangkut pembentukan asosiasi stimulus-respons. jadi pandangan ini menekankan pada asosiasi yang dipelajari sebelumnya yang dihidupkan kembali kemudian dirangkaikan.
2.  Pandangan Kognitif
Menyatakan bahwa kreatifitas melibatkan penggabungan gagasan dan informasi dalam cara baru yang berbeda. jadi pandangan ini menekankan bahwa analisis kognitif kreatifitas tidak semata-mata pada asosiasi yang luar biasa tetapi pada gagasan baru yang bermakna. contohnya ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berfikir luwes atau fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan merinci atau mengelaborasi serta ketrampilan menilai.
Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu. tidak mudah mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu proses kreatif itu sedang berlangsung dan dapat diamati adalah gejalanya berupa prilaku yang ditampilkan oleh individu.
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:
  1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
  2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
  3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
  4. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan suatu situasi
Lebih lanjut, Munandar (1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir adalah :
  1. Ketrampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban , penyelesaian masalah atau pertanyaan.
  2. Ketrampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.
  3. Ketrampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
  4. Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
  5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian  sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.
Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:
  1. Rasa ingin tahu
  2. Bersifat imajinatif
  3. Merasa tertantang oleh kemajemukan
  4. Berani mengambil resiko
  5. Sifat menghargai
Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang kreatifitasnya tinggi dan anak yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih ambisius, mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreatifitasnya kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam berfikir.

2.1 Jenis – Jenis Kreativitas
Berdasarkan penelitian kreativitas dapat didefinisikan menjadi 3 tipe kreativitas sebagai berikut:
  1. Menciptakan, yaitu proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada
  2. Memodifikasi sesuatu, yaitu mencari cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi berbeda penggunaanya oleh orang lain
  3. Mengkombinasikan, yaitu mengkombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan.
Jeff DeGraff dan Khaterine mengelompokkan kreativitas menjadi 4 berdasarkan profil individu :
  1. Profil individu imajinif (imagine)
Memiliki kompetensi dalam mengembangkan kreativitas bersumber dari daya imajinasinya. Sesungguhnya setiap individu memiliki kemampuan menghayal, namun individu imajinatif mampu mewujudkan hayalannya dalam ide dan karya yang unik. Ujung dari hayalnya adalah berkarya.
Individu imajinatif mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan tata artistik baru, mewujudkan produk baru, membangun pelayanan baru, memecahkan  masalah dengan cara-cara baru. Potensinya akan berkembang jika didukung dengan kultur lingkungan yang menghargai dengan baik percobaan, melakukan langkah-langkah spekulatif, fokus pada pengembangan ide-ide baru, bahkan melakukan hal yang tidak dapat dilakukan orang sebelumnya.
  1. Profil individu penanam modal (invest)
Menunjukkan daya kompetisi yang kuat, memiliki kesungguhan dalam berjuang serta intensif dalam mewujudkan keunggulan. Tipe pribadi ini berani kalah dan siap menang dan siap menanggung resiko. Kepribadian investor mengembangkan kreasi dengan cepat sebelum kopetitor dapat melakukannya. Pribadi yang cerdas dan pekerja keras, pikirannya fokus pada kebaikan yang yang akan diraihnya. Karena itu ia memiliki motivasi yang kuat untuk mewujudkan keberhasilan. Kelebihannya ditunjukkan dengan kemampuan merespon dengan cepat tiap perubahan.
Berbagai bentuk penemuan baru dalam bidang teknologi lahir dari tipe orang yang memiliki karakter seperti ini, kemauannya kuat dan tidak pernah puas dengan hasil kerja yang diraihnya.
  1. Profil individu pembaharu (improve)
Ditandai dengan karakter yang kreativitasnya yang tak pernah surut. Aktivitas meniru sesuatu yang ada, memodifikasi, dan menyempurnakannya dan merekayasa sesuatu menjadi baru atau lebih baik, hingga membuat sesuatu berbeda dari sebelumnya. Profil individu pembaharu, seperti julukannya, memiliki karakter sangat kompleks, tak pernah kehabisan ide, pejuang sejati, dan selalu berusaha keras tidak gagal.
Keunggulannya bemodalkan keunggulan berpikir yang sistematik, berhati-hati, dan selalu memperbaharui idenya dengan cepat serta dapat menapilkannya sebagai ide dan karya nyata. Orang seperti ini akan bekembang optimal jika tumbuh pada kultur yang berorientasi pada masa depan, fokus pada rencana, mengkreasi sistem dan proses, Lebih dari itu, konsisten terhadap standar dan peraturan yang dijadikan dasar pijakan.
Karakter seperti ini mendukung proses kerjanya berdisiplin tinggi, menjujung tingkat kecepatan dan ketepatan yang tinggi. Lebih dari itu, kepatuhannya pada standar terhindar dari kesalahan.
  1. Profil pengeram (incubate)
Adalah orang yang mematangkan atau mengeram ide-ide inovatif dalam dirinya sebelum gagasan direalisasikan. Profil  memiliki karakter bekerja dengan penuh keyakinan dan sepenuh hati. Jika ia seorang pembisnis maka keyakinan terhadap pekerjaannya lebih daripada bisnis itu sendiri. Ia menghayati kedalamannya. Ia meyakini dengan dilandasi dengan nilai-nilai hidup yang menjadi dasar hidupnya.  Karakter pribadinya selalu mendapat tempat dalam kegiatan belajarnya maupun dalam pekerjaannya.
Profil penggagas memiliki komitmen yang kuat terhadap komunitasnya, fokus membangun kekuatan yang menghargai ide bersama, menjunjung kebersamaan dan efektif berkomunikasi. Kekuatannya didukung pula dengan kebiasaannya tak pernah berhenti belajar, tumbuh kuat dalam kebersamaan, kompeten dalam membangun dukungan, memahami bagaimana belajar dan membangun kekuatan, memahami baik situasi dan kondisi, dan memilih tindakan yang tepat tanpa harus menunggu keputusan yang terlalu lama.
Profil penggagas ini tumbuh dalam interaksi kelompok, menyadari pentingnya meningkatkan kekuatan individu melalui kelompok, menghargai sumber daya manusia, melakukan pelatihan, dan meningkatkan efektivitas fungsi organisasi. Dengan demikian setiap tahap kegiatannya teroganisasi dengan baik.
2.3 Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sejarah
Faktor yang penting dalam meningkatkan kreatifitas peserta didik disekolah adalah guru. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan guru disekolah untuk merangsang dan meningkatkan daya fikir  peserta didik, sikap dan prilaku kreatif siswa, melalui kegiatan didalam atau diluar kelas. Potensi kreatif siswa di sekolah dapat ditingkatkan dengan cara mengusahakan iklim di kelas yang dapat mengunggah kreatifitas siswa. Selanjutnya guru harus menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap siswa dan tidak perlu selalu menuntut dilakukannya pada hal-hal yang sama. Pada waktu tertentu siswa diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang disenangi oleh siswa.
Dalam kegiatan belajar, proses berfikir kreatif dan pemecahan masalah secara kreatif dirangsang dengan mengajukan pertanyaan, untuk menemukan masalah sendiri, untuk menggunakan imajinasinya dalam mengemukakan macam-macam gagasan atau kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam hal ini guru lebih banyak memberi umpan balik dan meminta siswa untuk menilai sendiri produk-produk kreatifitasnya
Misalnya dalam pembelajaran Sejarah :
KD : Menganalisis proses masuknya dan berkembangnya penjajahan bangsa Barat di Indonesia.
Pertama guru memberikan rangsangan/motivasi, menyinggung problem yang akan dipecahkan dan bersifat dilemtasi bahkan kontroversial. Contohnya : Kondisi Eropa Barat setelah jatuhnya Konstatinopel ke tangan Turki Utsmani pada tahun 1453.
Kemudian Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan permasalahan sehingga peserta didik menentukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab melalui kegiatan belajar. Contohnya : Apa latar belakang kedatangan bangsa Barat ke dunia Timur ? Mengapa pelayaran samudera diprakarsai pelayar-pelayar Eropa (Spanyol dan Portugis). Pada tahap inilah peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui berbagai macam sumber. Dari sinilah para peserta didik akan mencari dan membangun pengetahuannya sendiri, dengan cara seperti apa dan bagaimana dia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Sehingga dengan hal itu akan membangun kreativitas peserta didik.
Dalam melaksanakan pengajaran kreatif, guru harus kreatif dan memiliki semangat petualang ( Torrance, 1967). Hal ini berarti bahwa cara guru mengajar seharusnya bervariasi, dengan untuk mencoba sesuatu yang baru, tidak kaku dalam melaksanakan kurikulum atau aturan-aturan yang ada serta bersikap hangat kepada siswa. Guru dalam mengajar hendaknya menciptakan lingkungan yang merangsang belajar kreatif, terampil mengajukan dan mengundang pertanyaan, dan dapat memadukan perkembangan kognitif dan afektif.
Untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki peserta didik, guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak. Sehubungan dengan ini guru hendaknya lebih berfungsi sebagai  fasilitator belajar daripada sbagai instructor (pengajar) yang menentukan semuanya. Dengan begitu anak akan ikut ambil bagian dalam setiap proses pembelajaran. Dan secara tidak langsung untuk mencari pengetahuannya  sendiri peserta didik akan mengembangkan kreativitas yang dimilikinya.
Untuk mengembangkan kreativitas peserta didik ada beberapa langkah yang dapat ditempuh anatara lain :
  1. Menciptakan tugas yang dikehendaki anak-anak, sehingga memungkinkan anak-anak mampu menunjukkan keterlibatan personal yang tinggi. Apabila mereka merasa terlibat dalam penciptaan tugas itu, kiranya mereka dapat menyelesaikannya dengan penuh antusiasme.
  2. Kegiatan pembelajaran hendaknya dilandasi oleh rasa ingin tahu siswa (curiosity), oleh karenanya dalam mengembangkan segala pengalaman belajar hendaknya didasarkan pada minat dan kepedulian anak, lebih konkritnya hendaknya lebih dilandasi dengan motif intinsik anak
  3. Penciptaan proses pembelajaran hendaknya memungkinkan anak-anak dapat mengembangkan sensitivitasnya terhadap berbagai masalah dan tantangan. Dalam kondisi demikian, kemampuan melakukan diagnosis perlu dikembangkan
  4. Kegiatan pembelajaran yang perlu ditegakkan adalah pengalaman belajar yang memberikan kelonggaran bagi anak untuk melakukan elaborasi dalam berpikir dan pengembangan kemampuan berpikir divergen, sehingga anak-anak tidak terbiasa dihadapkan pada satu jawaban benar setiap menjumpai persoalan, melainkan mereka akan terkondisikan dalam kehidupan yang selalu mempertimbangkan berbagai ide yang berbeda dan kemungkinan alternatif jawaban terhadap setiap persoalan.
  5. Selama proses pembelajaran hendaknya dihindari perilaku judgmental dari guru, sebaliknya perlu dikembangkan sikap apresiatif. Evaluasi terhadap anak hendaknya dikembangkan standar yang didasarkan pada tugas dan tujuan serta kemampua anak, sehingga evaluasi lebih bersifat sangat personal. Dengan kata lain untuk kegiatan evaluasi perlu dihindari adanya standar eksternal yang sepenuhnya ditentukan oleh subyektivitas guru.
  6. Pengalaman belajar yang diberikan kepada anak hendaknya memungkinkan anak bebas melakukan eksperimen, jika perlu anak dapat melakukan kegiatan eksperimen berkali sesuai dengan kebutuhan. Adalah sangat terpuji, sekiranya selalu diusahakan dapat memberikan kelonggaran kepada para siswa untuk menemukan kesalahan, dan mereka dapat belajar dari kesalahan, sehingga mereka dapat menemukan solusinya sendiri.
  7. Kegiatan pembelajaran yang positif diharapkan dapat memberikan kesempatan yang banyak bagi para siswa untuk menentukan pilihannya sendiri. Selanjutnya mereka dapat merumuskannya secara menarik dan menyenangkan, sehingga alternatif solusi itu tidak hanya menyenangkan dirinya saja, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain
  8. Selama proses pembelajaran, anak-anak perlu sekali dihadapkan kepada persoalan riil dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hasil pemecahan masalah tersebut dapat di-sharing­-kan kepda orang lain, terutama prosuk-produk kreatif  

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Dalam kurikulum 2013 yang sekarang diterapkan di sekolah-sekolah. Memiliki beberapa prinsip pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh pendidik. Adapun prinsip tersebut adalah (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Kesemua prisnsip tersebut harus diterapkan seorang pendidik dalam pembelajaran. Hal yang penting dalam prinsip tersebut adalah mengembangkan kreativitas peserta didik. Dimana pembelajaran dapat mengarah pada pengmbangang potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Kreativitas adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”.
Pendidik dituntut untuk dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki peserta didik. Selama ini pembelajaran sejarah cukup identik dengan pembelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Hal ini merupakan tantang bagi setiap guru sejarah. Dalam kegiatan belajar, proses berfikir kreatif dan pemecahan masalah secara kreatif dirangsang dengan mengajukan pertanyaan, untuk menemukan masalah sendiri, untuk menggunakan imajinasinya dalam mengemukakan macam-macam gagasan atau kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam hal ini guru lebih banyak memberi umpan balik dan meminta siswa untuk menilai sendiri produk-produk kreatifitasnya

3.2 Saran

Setiap guru harus memiliki cara bagaimana mengembangkan kreativitas peserta didik. Dengan menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Guru juga harus terus mengembangkan kemampuannya dalam menjalankan prinsip-prinsip pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Sehingga prinsip tersebut secara nyata dapat terpenuhi dan tercapai.

Daftar Pustaka

 

Basuki, Heru. 2010. Teori-Teori Mengenai Kreativitas. (http://v-class.gunadarma. ac.id/ mod/resource/view.php?id=15524.) Diakses 28 September 2014
Watson, Roy dan Davis. 2011. Strategi Pembelajaran Kreatif : Erlangga
  



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar